BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam kehidupan
kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak
bisa tidak berkomunikasi, tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi,
dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita
berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain akan
berkomunikasi dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk,
bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok,
komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi, sehingga menjadikan
komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
Komunikasi
adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata
aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai
kompetensi komunikasi memerlukan understanding
dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif.
Ellen Langer dalam Ruben & Stewat( 2005:3)
menyebut konsep mindfulness akan
terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka
dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak
hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau
pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi,
mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu
dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif
melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu
kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain
melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan
dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
Suatu pendidikan yang tinggi tidak
menjamin kompetensi komunikasi yang baik. Kadang-kadang kita menganggap bahwa
komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common
sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal
sesungguhnya banyak yang tidak memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam
komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi
juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada
ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok
sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain.
Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang
berpendidikan tinggi tetapi tidak memiliki ketrampilan berkomunikasi secara
baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan
manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
Komunikasi
adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai populer. Banyak bidang-bidang komunikasi
modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang
hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional lainnya termasuk hukum,
bisnis, informasi, pendidikan, ilmu komputer,
dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu sosial/prilaku dan suatu seni yang
diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan
ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain
sebagainya.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi rumusan masalah
seperti berikut:
1.2.1
Apa pengertian
komunikasi dan konsep dasar dari
komunikasi?
1.2.2
Mengapa
komunikasi dikatakan sebagai proses sosial?
1.2.3
Seperti apa
makna pesan dalam komunikasi?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.3.1
Memaparkan pengertian
komunikasi dan konsep dasar dari
komunikasi.
1.3.2
Menjelaskan
komunikasi sebagai proses sosial.
1.3.3
Menjelaskan makna
pesan dalam komunikasi.
1.4
Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.4.1
Mahasiswa dapat memaparkan pengertian komunikasi dan konsep dasar dari komunikasi.
1.4.2
Mahasiswa dapat
menjelaskan komunikasi sebagai proses sosial.
1.4.3
Mahasiswa dapat menjelaskan
makna pesan dalam komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi dan Konsep Dasar Dari Komunikasi
a. Sejarah
Komunikasi
Pada
awalnya kata komunikasi sendiri berasal dari bahasa Romawi yang pada waktu itu
lebih disebut sebagai retorika yaitu cara menyampaikan sesuatu dengan
meyakinkan audience, biasanya
retorika digunakan oleh orang-orang Yunani dalam menyampaikan persebaran
agamannya dan hal ini membuktikan adanya fakta intlektualitas yang berkembang
pada masa tersebut, kemunculan komunikasi sendiri sudah ada dan berkembang
sejak zaman mesis namun berkembang secara sistematis pada masa Yunani.
Pokok-pokok
pikiran Aristoteles dikembangkan oleh Cicero dan Quintilian, mereka menyusun aturan
retorika yang menyangkut 5 unsur:
· Inventio
(urutan argumentasi)
· Dispesitio
(pengaturan ide)
· Eloqutio
(gaya bahasa)
· Memoria
(ingatan),
· Pronunciatio
(cara penyampaian pesan).
Komunikasi sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada era
1900 tepatnya saat perang dunia ke II berlangsung, pada masa-masa tersebut
komunikasi telah digunakan sebagai ilmu terapan, khususnya pada industri yang
bergerak disektor media dan broadcasting.Wilayah berkembangnya komunikasi
sendiri berada di wilayah Eropa Barat tepatnya di negara Prancis dan Jerman
kemudian menjalar ke Amerika, adapun yang berkembang saat itu adalah sistem
komersialisasi dan juga penggunaan hak paten.
Ilmu komunikasi sendiri mengalami pengabungan (konsolidasi)
menjadi sebuah ilmu multidisipliner (terdiri dari berbagai macam ilmu
pengetahuan) yaitu pada era setelah perang dunia II hingga era 1960 an, sebagai
ilmu sosial, komunikasi memiliki ciri-ciri sebagai kristalisasi yaitu dimana unsur-unsur yang ada dalam bidang
komunikasi diambil dan diserap dari ilmu-ilmu lain serta adanya pembendaharaan
kata, tidak hanya itu pada era tersebut juga muncul buku-buku yang berkenaan
dengan ilmu komunikasi.
Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi mengalami
perkembangan pesat khususnya dalam perkembangan tekhnologi komunikasi yaitu di
era 1960 hingga saat ini, dimana periode ini disebut sebagai take off periode atau periode tinggal landas.
Perkembangan pesat tekhnologi komunikasi pada masa ini
ditandai dengan kemunculan tekhnologi internet, seluler, dan juga satelit,
dunia menjadi sebuah dunia tanpa batasan ruang dan waktu, menjadi sebuah dunia
yang transparan, serta peran kecepatan transformasi data dan berita yang ada.
Pengetahuan
bukan merupakan ilmu. Terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi bagi suatu
pengetahuan yang kredibel atau memenuhi syarat-syarat ilmiah antara lain harus
bersifat empiris, verivikatif, non-normatif, transmissible, general, dan
explanotory. Ilmu Komunikasi merupakan Ilmu yang mempelajari usaha manusia
dalam menyampaikan isi pernyataanya kepada manusia lain. Sebagai ilmu,
komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi
pernyataannya kepada manusia lain. Manusia bukan saja menyampaikan isi
pernyataan kepada manusia tetapi juga kepada yang bukan manusia seperti
binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda.
Hanya makhluk yang punya akal budi saja
yang mampu memahami hasil penggunaan akal dan budi manusia sebagaimana adanya.
Dengan menggunakan akal dan budinya ini manusia dapat memberikan jawaban kepada
manusia lain yang menyampaikannya. Pengertian lain, Ilmu komunikasi merupakan
ilmu terapan dari kelompok ilmu sosial. Sebab, menurut ilmuwan, ilmu ini
bersifat indisipliner karena objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu yang lain,
terutama yang masuk ilmu sosial.
b. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris (“communication”),secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada
kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’
atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang
sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam
kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai
berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Komunikasi berlangsung untuk
menjalin hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi merupakan sebuah cara yang digunakan
sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang
terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana
satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna,
merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan
tujuan sang “receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang
dikirimkan oleh “source” (komunikator).
Komunikasi terbagi dua yaitu verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan simbol atau
lambang-lambang. Simbol-simbol yang digunakan selain sudah ada yang diterima
menurut konvensi internasional seperti simbol lalu-lintas, alfabet latin,
simbol matematika, juga terdapat simbol-simbol lokal yang hanya bisa dimengerti
oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan komunikasi non verbal
adalah proses komunikasi dengan menggunakan kode non verbal.
Pengertian komunikasi menurut
beberapa ahli :
1. Menurut
Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu
komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa Komunikasi adalah
suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan
bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan
aturan.
2. Menurut
Colin Cherry : Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak
saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan
komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan
dan pembangkitan balasannya.
3. Menurut
Raymond Ross : Komunikasi adalah proses menyortir, memilih,
dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan
oleh komunikator.
4. Menurut
Onong Uchjana Effendy : Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung (melalui media).
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki
pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan. Setelah itu guru juga
harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung (tatap muka) atau tidak
langsung (media). Setelah itu guru harus
menyesuaikan topik/diri/tema
yang sesuai dengan umur si komunikan, juga harus menentukan tujuan
komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Unsur-unsur penting lainnya dalam komunikasi
adalah dengan adanya :
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Adalah pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari
satu orang, tetapi bisa juga dalam kelompok misalnya partai, organisasi atau
lembaga. Sumber biasa disebut juga komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya
disebut source, sender atau decoder.
2. Pesan (mengatakan apa?)
Adalah sesuatu yang disampaikan oleh
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi.
3.
Media
(melalui saluran/ channel/media apa?)
Media yang dimaksud di
sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima.
4.
Komunikan
(kepada siapa?)
Penerima adalah pihak
yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari
satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut komunikan atau dalam bahasa
Inggris disebut audience atau receiver.
5.
Efek
(dengan dampak/efek apa?)
Efek atau pengaruh
adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa tergantung dari
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
6. Umpan balik
(tanggapan apa?)
Adalah suatu bentuk tanggapan balik
dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.
Berangkat dari paradigma Lasswell,
Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses
komunikasi secara primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat,
gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu
menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti
disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses
membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai
berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode)
pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti
komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran
komunikan untuk menterjemahkan (decode)
pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung
pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang
penting dalam proses penyandian (coding)
adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi
tersebut (terdapat kesamaan makna).
2. Proses
komunikasi sekunder
Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan
media ke dua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran
berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon,
teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua
yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu
menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar,
televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana,
2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai
komunikasi sosial
Fungsi
komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi
itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan dengan orang lain
2. Sebagai
komunikasi ekspresif
Komunikasi
berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan
tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan
sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan
benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih
ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya
dengan membelai kepala anaknya.
3. Sebagai
komunikasi ritual
Suatu
komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun,
pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang
mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Mereka
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau
agama mereka.
4. Sebagai
komunikasi instrumental
Komunikasi
instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai
instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun
hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.
2.2 Komunikasi
Sebagai Proses Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup
sendirian, mereka selau hidup berdampingan satu sama lain. Membutuhkan bantuan,
dukungan, motivasi, saling mengisi, dan lain sebagainya. Dalam mencapai sebuah
kesuksesan pun manusia tak luput dari hubungan dengan sesamanya. Oleh karena
itu, diperlukan sebuah tindakan nyata untuk berinteraksi dengan orang lain.
Tiada hasil tanpa didahului sebuah tindakan.
Komunikasi adalah sebuah interaksi yang terjadi antara
dua orang atau lebih yang terjadi dalam suatu proses. Artinya pihak-pihak yang
melakukan komunikasi melakukan suatu rangkaian pengolahan pesan dan tindakan
untuk mencapai kesepakatan bersama. Komunikasi dikatakan sebagai proses sosial
karena hubungan antara manusia dengan
masyarakat berlangsung secara dialektis.
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi
menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam
masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam
usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari
konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, dan
pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi,
seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little John (1999),
menjelaskan hal ini dalam genre interactionist
theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial
sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar
berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada
tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang
melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk
menciptakan struktur-struktur sosial.
Hubungan antara perubahan sosial
dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro
(dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut :
1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan
dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah perubahan.
2. Meskipun dikatakan bahwa
komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya
alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah
satu dari banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan
sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan
persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup.
4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu
kekuatan penting masyarakat, konsepsi mental yang membentuk wawasan orang
mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi mengawasi
media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan
sosial.
Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral
dari masyarakat. Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di
masyarkat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Komunikasi menghubungkan antar berbagai
komponen masyarakat. Komponen di sini
tidak hanya individu dan masyarakat saja, melainkan juga berbagai bentuk
lembaga sosial (pers, humas, universitas);
b. Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru manusia;
c. Komunikasi adalah manifestasi
kontrol sosial dalam masyarakat;
d. Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam
sosialisasi nilai ke masyarakat; dan
e. Seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai
manusia karena menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi menunjukkan
identitas sosial seseorang.
Kenyataan yang
berhadapan antara masyarakat dengan manusia ada hubungan saling mempengaruhi
tersebut dibangun tak lain dengan proses komunikasi. Artinya, komunikasi dalam
hal ini, adalah sebuah proses sosial di masyarakat. Proses sosial diartikan
sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai kehidupan bersama. Dalam
hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam
melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan
menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem
sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi
juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Dapat dikatakan bahwa ia akan
diwarnai oleh sikap, perilaku, norma, dan pranata masyarakatnya. Jadi antara
komunikasi dan proses sosial saling melengkapi dan saling mempengaruhi.
Kecermatan
dalam setiap langkah komunikasi akan memungkinkan tercapainya suatu perubahan
yang lebih cepat pada pihak yang diajak komunikasi. Jika perubahan sudah
terjadi dari apa yang menjadi tujuan semula, maka komunikasi akan menjadi lebih
bermakna dan itu menandakan bahwa tujuan komunikasi akan menjadi lebih bermakna
dan itu menandakan bahwa tuuan komunikasi telah tercapai. Proses hubungan
inilah yang dalam komunikasi disebut dengan proses sosial.
Hakekat
Komunikasi
Hakekat
komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah
pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain yang menggunakan bahasa verbal
maupun non verbal. Pikiran dan perasaan itu disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan selalu bersatu padu. Oleh karena itu dalam komunikasi selalu ada
tujuan untuk menjadi satu atau menyamakan pendapat atau informasi.
2.3 Makna
Pesan Dalam Komunikasi
Makna
adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk
responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan
asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Keutuhan makna itu merupakan
perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling),
nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu dalam
seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.
Kesamaan
makna antara peserta komunikasi dapat dicapai dengan memperhatikan terlebih
dahulu berbagai aspek, diantaranya adalah; latar belakang budaya, status sosial
ekonomi, latar belakang pendidikan, kesamaan pengalaman dalam interaksi sosial,
disamping faktor kemampuan psikis seperti intelektualitas dan kemampuan beradaptasi.
Ada kecenderungan kalau komunikasi terjadi pada orang-orang yang memiliki latar
belakang seperti diatas yang sama maka kesamaan makna akan cepat terwujud.
Terlebih lagi dalam komunikasi yang bersifat verbal karena pemahaman bahasa
yang sama akan semakin membawa kita pada kesamaan makna yang terbentuk,
daripada komunikasi yang terjadi pada orang-orang yang berasal dari budaya yang
berbeda. Sebagai contoh, ketika kita melakukan perjalanan ke luar negeri
semisal ke India sedangkan kita tidak mengetahui bagaimana berbahasa India,
maka ketika kita berkomunikasi dengan penduduk yang kita temui disana dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan merekapun menggunakan bahasa India, maka kesamaan makna tidak akan
terjadi karena kita tidak memahami bahasa mereka dan merekapun tidak memahami
bahasa kita. Terkecuali jika kita dan mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa komunikasi, setidaknya walaupun dilakukan dengan dialek dan gaya
berbeda, tetapi ada kemungkinan akan mendapatkan makna yang sama.
Proses
kesamaan makna berawal dari adanya persepsi yang sama antara peserta
komunikasi. Sedangkan kita ketahui bahwa persepsi
dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan situasional. Faktor personal yaitu
faktor yang ada pada individu itu sendiri, baik yang berupa kemampuan panca
indera dalam menangkap objek, kemampuan syaraf dalam meneruskan simpul objek ke
saraf pusat atau otak maupun kemampuan otak dalam hal ini daya pikir kita dalam
menilai atau menafsirkan objek tersebut. Kemampuan ini praktis berjalan sesuai
dengan pengalaman dan struktur organisme individu. Apakah objek dipersepsikan
sebagai objek yang dikenal ataukan belum dikenal sama sekali. Makna yang
terkandung dalam bahasa pada komunikasi tentunya adalah termasuk objek yang
ditangkap oleh panca indera kita, yang kemudian akan di interpretasikan ke
dalam bentuk sebuah makna yang mempunyai arti, dalam hal ini dikatakan sebagai
pemaknaan linguistik. Pada setiap orang pemaknaan ini berbeda-beda sesuai
dengan kemampuan dan pengalaman yang telah dipelajarinya dalam masa
kehidupannya, sehingga akan sangat menentukan caranya beradaptasi dengan
lingkungan sosial.
Dalam
hal ini konsep yang kami dapatkan cenderung pada
teori homofili yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat dimana
pihak yang berinteraksi memiliki kesamaan dalam beberapa hal, seperti
nilai-nilai kepercayaan, pendidikan, status social dan sebagainya.
Makna dari sebuah kata bisa merupakan kekhasan suatu
daerah atau warisan leluhur hingga makna tersebut disepakati penggunaannya.
Makna belum tentu khas dan universal sifatnya. Contoh kata “cicing” bagi orang
Bali adalah anjing, tetapi bagi orang Sunda berarti “diam”.
Proses pengunaan makna kelihatannya tidak mudah. Hal
ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain: (1) makna dalam suatu kaimat
mungkin berbeda tergantung konteks budaya ataupun penggunaan kalimat tersebut;
(2) makna dalam suatu kata atau kalimat tergantung dari perbedaan isyarat dalam
suatu peristiwa tertentu, (3) makna yang diberikan tidak kekal. Makna yang
berlaku tergantung pada faktor-faktor lain yang ada dalam situasi yang
dihadapi.
Hambatan Komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada
hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga
informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti
dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus
Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11):
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status
sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya
karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun
perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa
yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator
harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan
atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh :
pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan
lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual
distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang
sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang
sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan
persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena
disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam
suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga
ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh
: kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku
jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh
gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya
: suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya
yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication
channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada
media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang
hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang
buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan
tanggapan dari receiver maka yang
terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang
manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam
penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon
dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses komunikasi adalah bagaimana Komunikator menyampaikan
pesan kepada Komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna
antara Komunikan dengan Komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya).
Pada awalnya kata komunikasi sendiri
berasal dari bahasa Romawi yang pada waktu itu lebih disebut sebagai retorika
yaitu cara menyampaikan sesuatu dengan meyakinkan audience.
Unsur-unsur penting lainnya dalam komunikasi adalah dengan adanya :
Komunikator
(siapa yang mengatakan?), Pesan (mengatakan apa?), Media (melalui saluran/ channel/media apa?), Komunikan (kepada siapa?), Efek (dengan dampak/efek
apa?), dan Umpan balik (tanggapan apa?).
Komunikasi sebagai proses sosial adalah
bagian integral dari masyarakat dan
komunikasi dikatakan sebagai proses sosial karena hubungan
antara manusia dengan masyarakat berlangsung secara dialektis.
Makna
merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi
sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Kesamaan makna
antara peserta komunikasi dapat dicapai dengan memperhatikan terlebih dahulu
berbagai aspek, diantaranya adalah; latar belakang budaya, status sosial
ekonomi, latar belakang pendidikan, kesamaan pengalaman dalam interaksi sosial,
disamping faktor kemampuan psikis seperti intelektualitas dan kemampuan
beradaptasi.
3.2 Saran
Komunikasi
sangatlah penting untuk kita semua, tanpa komunikasi hidup tidak akan beragam.
Berkomunikasi dengan orang lain adalah merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat
terelakan, mengingat pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial. Dalam
pendidikan, bisnis, politik, ataupun dalam segala hal yang berkaitan menjalin
hubungan dengan orang lain, seseorang harus dapat menjadi pribadi yang menawan,
penuh karismatik serta dapat menjadi orang berpengaruh.
0 komentar:
Post a Comment