Friday, 22 May 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi, tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi, sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen Langer dalam Ruben & Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik. Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memiliki ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai populer. Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional lainnya termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu komputer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu sosial/prilaku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi rumusan masalah seperti berikut:
1.2.1   Apa pengertian komunikasi dan  konsep dasar dari komunikasi?
1.2.2   Mengapa komunikasi dikatakan sebagai proses sosial?
1.2.3   Seperti apa makna pesan dalam komunikasi?

1.3         Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.3.1   Memaparkan pengertian komunikasi dan  konsep dasar dari komunikasi.
1.3.2   Menjelaskan komunikasi sebagai proses sosial.
1.3.3   Menjelaskan makna pesan dalam komunikasi.

1.4         Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.4.1   Mahasiswa dapat memaparkan pengertian komunikasi dan  konsep dasar dari komunikasi.
1.4.2   Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi sebagai proses sosial.
1.4.3   Mahasiswa dapat menjelaskan makna pesan dalam komunikasi.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Komunikasi dan Konsep Dasar Dari Komunikasi
a. Sejarah Komunikasi
          Pada awalnya kata komunikasi sendiri berasal dari bahasa Romawi yang pada waktu itu lebih disebut sebagai retorika yaitu cara menyampaikan sesuatu dengan meyakinkan audience, biasanya retorika digunakan oleh orang-orang Yunani dalam menyampaikan persebaran agamannya dan hal ini membuktikan adanya fakta intlektualitas yang berkembang pada masa tersebut, kemunculan komunikasi sendiri sudah ada dan berkembang sejak zaman mesis namun berkembang secara sistematis pada masa Yunani.
Pokok-pokok pikiran Aristoteles dikembangkan oleh Cicero dan Quintilian, mereka menyusun aturan retorika yang menyangkut 5 unsur:
·      Inventio (urutan argumentasi)
·      Dispesitio (pengaturan ide)
·      Eloqutio (gaya bahasa)
·      Memoria (ingatan),
·      Pronunciatio (cara penyampaian pesan).
Komunikasi sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada era 1900 tepatnya saat perang dunia ke II berlangsung, pada masa-masa tersebut komunikasi telah digunakan sebagai ilmu terapan, khususnya pada industri yang bergerak disektor media dan broadcasting.Wilayah berkembangnya komunikasi sendiri berada di wilayah Eropa Barat tepatnya di negara Prancis dan Jerman kemudian menjalar ke Amerika, adapun yang berkembang saat itu adalah sistem komersialisasi dan juga penggunaan hak paten.
Ilmu komunikasi sendiri mengalami pengabungan (konsolidasi) menjadi sebuah ilmu multidisipliner (terdiri dari berbagai macam ilmu pengetahuan) yaitu pada era setelah perang dunia II hingga era 1960 an, sebagai ilmu sosial, komunikasi memiliki ciri-ciri sebagai kristalisasi yaitu  dimana unsur-unsur yang ada dalam bidang komunikasi diambil dan diserap dari ilmu-ilmu lain serta adanya pembendaharaan kata, tidak hanya itu pada era tersebut juga muncul buku-buku yang berkenaan dengan ilmu komunikasi.
Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi mengalami perkembangan pesat khususnya dalam perkembangan tekhnologi komunikasi yaitu di era 1960 hingga saat ini, dimana periode ini disebut sebagai take off periode atau periode tinggal landas.
Perkembangan pesat tekhnologi komunikasi pada masa ini ditandai dengan kemunculan tekhnologi internet, seluler, dan juga satelit, dunia menjadi sebuah dunia tanpa batasan ruang dan waktu, menjadi sebuah dunia yang transparan, serta peran kecepatan transformasi data dan berita yang ada.
          Pengetahuan bukan merupakan ilmu. Terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi bagi suatu pengetahuan yang kredibel atau memenuhi syarat-syarat ilmiah antara lain harus bersifat empiris, verivikatif, non-normatif, transmissible, general, dan explanotory. Ilmu Komunikasi merupakan Ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataanya kepada manusia lain. Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain. Manusia bukan saja menyampaikan isi pernyataan kepada manusia tetapi juga kepada yang bukan manusia seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda.
Hanya makhluk yang punya akal budi saja yang mampu memahami hasil penggunaan akal dan budi manusia sebagaimana adanya. Dengan menggunakan akal dan budinya ini manusia dapat memberikan jawaban kepada manusia lain yang menyampaikannya. Pengertian lain, Ilmu komunikasi merupakan ilmu terapan dari kelompok ilmu sosial. Sebab, menurut ilmuwan, ilmu ini bersifat indisipliner karena objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu yang lain, terutama yang masuk ilmu sosial.
b.       Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris (“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. 
 Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Komunikasi berlangsung untuk menjalin hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi merupakan sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang “receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh “source” (komunikator).
Komunikasi terbagi dua yaitu verbal dan non verbal. Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang. Simbol-simbol yang digunakan selain sudah ada yang diterima menurut konvensi internasional seperti simbol lalu-lintas, alfabet latin, simbol matematika, juga terdapat simbol-simbol lokal yang hanya bisa dimengerti oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dengan menggunakan kode non verbal. 

Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
1.    Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi  : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
2.    Menurut Colin Cherry : Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
3.    Menurut Raymond Ross : Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
4.    Menurut Onong Uchjana Effendy : Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan. Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (media). Setelah itu guru harus menyesuaikan topik/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan, juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Unsur-unsur penting lainnya dalam komunikasi adalah dengan adanya :
1.    Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Adalah pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber biasa disebut juga komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau decoder.
2.    Pesan (mengatakan apa?)
Adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
3.    Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk   memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
4.    Komunikan (kepada siapa?)
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.
5.    Efek (dengan dampak/efek apa?)
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa tergantung dari pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
6.    Umpan balik (tanggapan apa?)
Adalah suatu bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1.  Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
2.  Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1.  Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain
2.  Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya.
3.  Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.
4.  Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.

2.2     Komunikasi Sebagai Proses Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup sendirian, mereka selau hidup berdampingan satu sama lain. Membutuhkan bantuan, dukungan, motivasi, saling mengisi, dan lain sebagainya. Dalam mencapai sebuah kesuksesan pun manusia tak luput dari hubungan dengan sesamanya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah tindakan nyata untuk berinteraksi dengan orang lain. Tiada hasil tanpa didahului sebuah tindakan.
Komunikasi adalah sebuah interaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang terjadi dalam suatu proses. Artinya pihak-pihak yang melakukan komunikasi melakukan suatu rangkaian pengolahan pesan dan tindakan untuk mencapai kesepakatan bersama. Komunikasi dikatakan sebagai proses sosial karena hubungan antara manusia dengan masyarakat berlangsung secara dialektis.
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, dan pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little John (1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
            Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut :
1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah perubahan.
2.  Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka hidup.
4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat, konsepsi mental yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah perubahan sosial.
Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat. Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a.  Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat.    Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja, melainkan juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas);
b.  Komunikasi membuka peradaban (civilization) baru manusia;
c.  Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam masyarakat;
d.  Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat; dan
e.  Seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi menunjukkan identitas sosial seseorang.
Kenyataan yang berhadapan antara masyarakat dengan manusia ada hubungan saling mempengaruhi tersebut dibangun tak lain dengan proses komunikasi. Artinya, komunikasi dalam hal ini, adalah sebuah proses sosial di masyarakat. Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai kehidupan bersama. Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Dapat dikatakan bahwa ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, norma, dan pranata masyarakatnya. Jadi antara komunikasi dan proses sosial saling melengkapi dan saling mempengaruhi.
Kecermatan dalam setiap langkah komunikasi akan memungkinkan tercapainya suatu perubahan yang lebih cepat pada pihak yang diajak komunikasi. Jika perubahan sudah terjadi dari apa yang menjadi tujuan semula, maka komunikasi akan menjadi lebih bermakna dan itu menandakan bahwa tujuan komunikasi akan menjadi lebih bermakna dan itu menandakan bahwa tuuan komunikasi telah tercapai. Proses hubungan inilah yang dalam komunikasi disebut dengan proses sosial.
Hakekat Komunikasi
          Hakekat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain yang menggunakan bahasa verbal maupun non verbal. Pikiran dan perasaan itu disampaikan oleh komunikator kepada komunikan selalu bersatu padu. Oleh karena itu dalam komunikasi selalu ada tujuan untuk menjadi satu atau menyamakan pendapat atau informasi.

2.3     Makna Pesan Dalam Komunikasi    
Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi.
Kesamaan makna antara peserta komunikasi dapat dicapai dengan memperhatikan terlebih dahulu berbagai aspek, diantaranya adalah; latar belakang budaya, status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, kesamaan pengalaman dalam interaksi sosial, disamping faktor kemampuan psikis seperti intelektualitas dan kemampuan beradaptasi. Ada kecenderungan kalau komunikasi terjadi pada orang-orang yang memiliki latar belakang seperti diatas yang sama maka kesamaan makna akan cepat terwujud. Terlebih lagi dalam komunikasi yang bersifat verbal karena pemahaman bahasa yang sama akan semakin membawa kita pada kesamaan makna yang terbentuk, daripada komunikasi yang terjadi pada orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda. Sebagai contoh, ketika kita melakukan perjalanan ke luar negeri semisal ke India sedangkan kita tidak mengetahui bagaimana berbahasa India, maka ketika kita berkomunikasi dengan penduduk yang kita temui disana dengan menggunakan bahasa Indonesia dan merekapun menggunakan bahasa India, maka kesamaan makna tidak akan terjadi karena kita tidak memahami bahasa mereka dan merekapun tidak memahami bahasa kita. Terkecuali jika kita dan mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi, setidaknya walaupun dilakukan dengan dialek dan gaya berbeda, tetapi ada kemungkinan akan mendapatkan makna yang sama.
Proses kesamaan makna berawal dari adanya persepsi yang sama antara peserta komunikasi. Sedangkan kita ketahui bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan situasional. Faktor personal yaitu faktor yang ada pada individu itu sendiri, baik yang berupa kemampuan panca indera dalam menangkap objek, kemampuan syaraf dalam meneruskan simpul objek ke saraf pusat atau otak maupun kemampuan otak dalam hal ini daya pikir kita dalam menilai atau menafsirkan objek tersebut. Kemampuan ini praktis berjalan sesuai dengan pengalaman dan struktur organisme individu. Apakah objek dipersepsikan sebagai objek yang dikenal ataukan belum dikenal sama sekali. Makna yang terkandung dalam bahasa pada komunikasi tentunya adalah termasuk objek yang ditangkap oleh panca indera kita, yang kemudian akan di interpretasikan ke dalam bentuk sebuah makna yang mempunyai arti, dalam hal ini dikatakan sebagai pemaknaan linguistik. Pada setiap orang pemaknaan ini berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang telah dipelajarinya dalam masa kehidupannya, sehingga akan sangat menentukan caranya beradaptasi dengan lingkungan sosial.
Dalam hal ini konsep yang  kami dapatkan cenderung pada teori homofili yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat dimana pihak yang berinteraksi memiliki kesamaan dalam beberapa hal, seperti nilai-nilai kepercayaan, pendidikan, status social dan sebagainya.
Makna dari sebuah kata bisa merupakan kekhasan suatu daerah atau warisan leluhur hingga makna tersebut disepakati penggunaannya. Makna belum tentu khas dan universal sifatnya. Contoh kata “cicing” bagi orang Bali adalah anjing, tetapi bagi orang Sunda berarti “diam”.
Proses pengunaan makna kelihatannya tidak mudah. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain: (1) makna dalam suatu kaimat mungkin berbeda tergantung konteks budaya ataupun penggunaan kalimat tersebut; (2) makna dalam suatu kata atau kalimat tergantung dari perbedaan isyarat dalam suatu peristiwa tertentu, (3) makna yang diberikan tidak kekal. Makna yang berlaku tergantung pada faktor-faktor lain yang ada dalam situasi yang dihadapi.


Hambatan Komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11):
1.    Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.   Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.    Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.    Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.    Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.    Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.    No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.


BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
          Proses komunikasi adalah bagaimana Komunikator menyampaikan pesan kepada Komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara Komunikan dengan Komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
          Pada awalnya kata komunikasi sendiri berasal dari bahasa Romawi yang pada waktu itu lebih disebut sebagai retorika yaitu cara menyampaikan sesuatu dengan meyakinkan audience.
            Unsur-unsur penting lainnya dalam komunikasi adalah dengan adanya :
Komunikator (siapa yang mengatakan?), Pesan (mengatakan apa?), Media (melalui saluran/ channel/media apa?), Komunikan (kepada siapa?), Efek (dengan dampak/efek apa?), dan Umpan balik (tanggapan apa?).
          Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat dan komunikasi dikatakan sebagai proses sosial karena hubungan antara manusia dengan masyarakat berlangsung secara dialektis.
   Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Kesamaan makna antara peserta komunikasi dapat dicapai dengan memperhatikan terlebih dahulu berbagai aspek, diantaranya adalah; latar belakang budaya, status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, kesamaan pengalaman dalam interaksi sosial, disamping faktor kemampuan psikis seperti intelektualitas dan kemampuan beradaptasi.

3.2     Saran
          Komunikasi sangatlah penting untuk kita semua, tanpa komunikasi hidup tidak akan beragam. Berkomunikasi dengan orang lain adalah merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat terelakan, mengingat pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial. Dalam pendidikan, bisnis, politik, ataupun dalam segala hal yang berkaitan menjalin hubungan dengan orang lain, seseorang harus dapat menjadi pribadi yang menawan, penuh karismatik serta dapat menjadi orang berpengaruh. 


0 komentar:

Post a Comment

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

SEMOGA BERMANFAAT BUAT PEMBACA

Text Widget