BAB I
KONSEP DASAR
1.
MENORRAGHIE
1.1
DEFINISI
-
Hipermenorea (menorraghie) adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari
normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), (Hanifa Wiknjosastro,
1994 ; 204)
-
Menoragia adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu
menstruasi teratur. (Brunner dan Suddarth 2001; 1514)
-
Menoragia adalah perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari
dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak (Arif Mansjoer, 2001; 375).
1.2
ETIOLOGI MENORAGHIA
·
Hypoplusia uteri; menyebabkan amenorrhoe (uterus sangat kecil),
hypomenorrhoe (uterus kecil jadi luka kecil), menorrhagia karena tonus otot
rahim kurang.
Terapi :
uterotonika
·
Astheni; menorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya kurang
Terapi :
uterotonika dan roborantia
·
Selama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah
juga karena tonus otot kurang
·
Myoma uteri; disebabkan oleh :
-
Kontraksi otot rahim kurang kuat
-
Cavum uteri luas
-
Bendungan pembuluh darah balik
Terapi :
uterotonika atau operasi
·
Hipertensi
·
Infeksi : endometris salpingitis menyebabakan hyperaemia
·
Retroflexio uteri karena bendungan pembuluh darah balik
2.
OLIGOMENORRAGHIE
2.1
DEFINISI
-
Siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, bila lebih dari 5 bulan
dimanakan omenorea. Perdarahan ini biasanya berkurang.
-
Oligomenorrhoe terjadi kalau siklus lebih dari 35 hari, sering terdapat
pada wanita yang asthenis.
2.2
ETIOLOGI
INTERNAL :
- Perpanjangan stadium follikuler
-
Perpenjangan stadium luteal
-
Kedua stadia diatas menjadi panjang
EKSTERNAL :
- Pengaruh
psikis
-
Pengaruh penyakit : TBC
2.3
Pada umumnya oligomenorrhoe yang ovulator tidak memerlukan terapi. Kalau
mendekati amenorrhoe maka dapat diusahakan mengadakan ovulasi.
KELAINAN
BANYAKNYA PERDARAHAN dan Lamanya Perdarahan
Banyaknya
perdarahan,
ditentukan oleh :
-
Lebarnya pembuluh darah : pada hypoplasia uteri, astheni, tumor-tumor
yang mempengaruhi daya kontraksi seperti myoma.
-
Banyaknya pembuluh darah yang terbuka atau luasnya luka : pada uterus
myomatosus, endometriosis interna.
-
Tekanan intravaskuler : tekanan arteriil meninggi, pada decompensatio
cordis, tumor-tumor, kelainan letak.
-
Daya beku darah (diathese haemorrhagica) : pada penyakit Werlhoff atau
haemofili
Kita tahu
bahwa darah haid terlalu banyak kalau ada bekuan darah dalam haid.
Lamanya Perdarahan ditentukan oleh daya
penyembuhan luka atau dengan perkataan lain oleh daya regenerasi endometrium.
Daya regenerasi
berkurang pada infeksi, pada myoma atau polyp dan pada carciroma.
3.
DISMENOREA
3.1
DEFINISI
-
Disminorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling
sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan
pengobatan. (Hanifa Wiknjosastro. 1999; 229)
-
Disminorea primer adalah menstruasi yang sangat nyeri, tanpa patologi
pelvis yang dapat diidentifikasi. Dapat terjadi pada waktu menarche atau segera
setelahnya, sedangkan disminorea sekunder terdapat patologi pelvis. (Brunner
dan Suddarth 2001; 1513)
-
Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid sampai membuat
wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur (Arif Mansjoer 2001; 372).
3.2
KLASIFIKASI
3.2.1
Disminorea Primer (esensial, intrinsik, idiopatik)
-
Tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik
-
Gejala: kram disertai dengan gejala sistemik pada beberapa wanita sebelum
awitan aliran dari 2 hingga 3 kali setelah awitan.
-
Penyebab : Kelebihan produk prostaglandin
3.2.2
Disminorea Sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired)
-
Gejala : Nyeri terjadi selama beberapa hari sebelum awitan aliran pada
saat melakukan hubungan seksual
-
Penyebab : Kelainan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis,
adenominosis uteri, stenosis servisis uteri)
3.3
ETIOLOGI
(Penyebab
pasti belum diketahui)
§ Faktor psikis → ansitetas
dan ketegangan berperan terhadap nyeri.
§ Pada dismenoria primer
dengan siklus haid berovulasi
§ Pada dismenoria sekunder
adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna
§ Faktor kejiwaan → emosi
yang tidak stabil
§ Faktor konstitusi → anemia,
penyakit menahun
§ Faktor obstruksi konalis
servikalis → Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium menyebabkan
disminore karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk
mengeluarkan keyakinan tersebut
§ Faktor endokrin → tonus
dan kontraktilitas otot usus
§ Faktor alergi → adanya
asosiasi antara disminore dengan urtikaria, migrain atau bronkhiate.
Penyebabnya adalah toxin haid
3.4
MANIFESTASI KLINIS
3.4.1
Disminorea Primer
-
Usia lebih muda
-
Timbul setelah terjadinya siklus haid teratur
-
Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa
-
Pemeriksaan pelvik normal
-
Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala
3.4.2
Disminorea Sekunder
-
Usia lebih tua
-
Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
-
Berhubungan dengan kelainan pelvik
-
Seringkali memerlukan tindakan operatif
-
Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
3.5
PENATALAKSANAAN
§ Penerangan dan Nasehat
Penjelasan
pada pasien bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk
kesehatan. Penjelasan mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan
penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu perlu
dibicarakan. Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat cukup dan olah raga.
Kadang diperlukan psikoterapi.
§ Pemberian obat analgesik
Jika nyeri
berat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah
untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang diberikan preparat kombinasi
aspirin, fenasitin, dan kafein.
§ Terapi hormonal
Tujuannya untuk
menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan bahwa gangguan
benar-benar disminorea primer atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan
pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Terapi ini dicapai dengan
pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
§ Terapi dengan obat
nonsteroid antiprostaglandin
Indometasin,
ibuprofen dan naproksen; pengobatan diberikan sebelum haid, 1 sampai 3 hari
sebelum haid dan pada hari pertama haid. Terapi ini memegang peranan penting
dalam penanganan disminorea primer.
§ Dilatasi Konalis
Servikalis
Memberi
keringanan karena memudahkan pengeluaran darah dan prostaglandin didalamnya.
Neuraktomi prasakral dan neurektomi ovarial merupakan usaha terakhir bila usaha
lain gagal.
BAB II
PENGKAJIAN
§ Pengkajian
:
Tanyakan
riwayat haid pasien sebelumnya, keteraturan, dan volume perdarahan.
1.
Aktivitas dan Istirahat
-
Keterbatasan karena nyeri
-
Tirah baring tidak total
2.
Sirkulasi
-
Suhu hangat pada sentuhan
-
Dasar kuku keras
-
Warna kulit merah muda/pucat
-
Tanda anemis
3.
Integritas Ego
-
Merasa stress
-
Iritabilitas, lekas marah
-
Perubahan gaya
hidup
-
Perasaan tidak berdaya, putus asa
4.
Eliminasi
-
Pola defekasi biasanya, penggunaan laksativ
-
Pola berkemih jumlah sedang
5.
Makanan / cairan
-
Mual, muntah
-
Anoreksia
-
Intoleran makanan
-
Penurunan BB
6.
Higiene
-
Aktivitas sehari-hari mandiri
-
Cara berpakaian : penggunaan katun, pembalut
-
Kondisi kulit sekitar kelamin : agak kering
7.
Neurosensori
-
Serangan pingsan
-
Serangan sakit kepala
-
Kurang konsentrasi
8.
Nyeri / Ketidaknyamanan
-
Nyeri suprapubis
-
Perut bagian bawah sakit
-
Wajah grimace
9.
Pernapasan : -
10. Seksualitas : - Periode menstruasi yang lama
11. Penyuluhan / Pembelajaran
-
Bahasa dominan
-
Latar belakang etnik budaya
-
Pendidikan
-
Penggunaan obat tanpa resep
-
Pemilihan jenis makanan / diit
BAB
III
KONSEP
ASKEP
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pengaruh
hormonal (penurunan kerja progesteron), kontraksi disritmik
2.
Anesitas berhubungan dengan ancaman yang aktual
dirasakan pada diri sendiri, krisis situasi.
3.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan mengenal kondisi,
prognosis, dan tindakan yang berhubungan dengan informasi interpretasi/diagnosa
4.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, anoreksia, nausea.
5.
Gangguan Aktifitas berhubungan dengan keletihan, sakit
kepala, perasaan mau pingsan.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
I.
Diagnosa : Gangguan
rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pengaruh hormonal (penurunan kerja
progeteron), kontraksi disritmik.
Ø
Hasil yang diharapkan :
-
Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberi
kenyamanan
-
Menerima tanggungjawab untuk menghilangkan
ketidaknyamanan
-
Melaporkan berhasil/tidak penatalaksanaan
ketidaknyamanan
Ø
Tindakan / Intervensi :
a.
Catat adanya derajat rasa tidak nyaman nyeri
R / memberikan
informasi untuk memilih intervensi, petunjuk terhadap respon klien pada
ketidaknyamanan nyeri
b.
Anjurkan mandi dengan teratur dan perawatan perineal
dan menggunakan celana dalam dari katun.
R / meningkatkan
higiene dengan mengangkat sekret wanita
c.
Anjurkan pemakaian hak rendah
R / mengurangi
ketegangan pada punggung
d.
Gunakan kompres hangat pada daerah yang nyeri
R / membantu menghambat
transmisi nyeri melalui sambungan pelvis
e.
Kolaborasi pemberian analgetik
R / mengobati nyeri
dengan menekan transmisi nyeri
II.
Diagnosa : Anisietas
berhubungan dengan ancaman yang aktual dirasakan pada diri sendiri, krisis
situasi
Ø
Hasil yang diharapkan
-
Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan ansietas
-
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang
-
Mengidentifikasi cara untuk mengatasi ansietas
Ø
Tindakan / Intervensi :
a.
Jelaskan prosedur, intervensi keperawatan, dan tindakan
R / Pengetahuan tentang
alasan aktifitas ini dapat menurunkan rasa takut akibat ketidaktahuan.
b.
Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan kemungkinan
efek samping dan hasil, pertahankan sikap optimistik.
R / Informasi dan
jawaban atas pertanyaan dapat membantu menurunkan ansietas dan meningkatkan
harapan dan hubungan “kerja” antara klien dan perawat
c.
Kontrol stimulasi eksternal, tinjau ulang
pembatasan/rasional
R / Suasana yang tenang
meningkatkan istirahat dan relaksasi.
d.
Anjurkan penggunaan teknik relaksasi (latihan napas
dalam visualisasi, guided imagery)
R / Memungkinkan klien
untuk mendapatkan kesempatan partisipasi aktif dan meningkatkan rasa kontrol.
e.
Anjurkan mengungkapkan rasa takut dan masalah
R / Membantu klien
membedakan dan mengetahui masalah-masalah tertentu, memberi kesempatan untuk
memecahkannya sehingga mengurangi rasa cemas.
f.
Ukur TTV
R / TTV yang stabil
menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun/ normal
III. Diagnosa
: Kurang pengetahuan berhubungan dengan mengenal
kondisi, prognosis dan tindakan ynag berhubungan dengan informasi interpretasi
atau diagnosa
Ø
Hasil yang diharapkan :
-
Mengungkapkan kesadaran akan implikasi dan kemungkinan
hasil dari kondisi.
-
Mengajukan pertanyaan dengan tepat.
-
Bertanggungjawab untuk belajar sendiri dan
berpartisipasi dalam proses belajar.
Ø
Tindakan / Intervensi :
a.
Pastikan pengetahuan pasien tentang gangguan haid
R / Membuat data dasar
dan mengidentifikasi kebutuhan belajar klien individual
b.
Tentukan kesiapan untuk belajar
R / Faktor-faktor
seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan informasi dapat
mengganggu kesiapan belajar.
c.
Tekanan untuk menghindari penggunaan obat yang dijual
bebas, kecuali diizinkan oleh dokter.
R / Penggunaan bersama
obat yang dijual bebas dapat menyebabkan efek-efek merusak.
d.
Berikan informasi tentang tindak lanjut, termasuk
program pemantauan dirumah
R / Kerjasama
ditingkatkan bila klien memahami kebutuhan pemantauan/ tindakan reguler.
IV. Diagnosa
: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan nausea, anoreksia.
Ø
Hasil yang diharapkan
-
Menjelaskan komponen diet seimbang
-
Mengikuti diet yang dianjurkan
-
Mengonsumsi suplemen/vitamin sesuai resep
-
Menunjukkan penambahan BB yang sesuai
Ø
Tindakan / Intervensi :
a.
Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu dan
sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam.
R / Kesehatan individu
tergantung pada nutrisi.
b.
Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya
dan hal-hal yang tabu selama kehamilan
R / Dapat menunjukkan
motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan
c.
Timbang berat badan setiap hari
R / Menilai status
nutrisi dengan penambahan berat badan normal.
d.
Anjurkan meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun
tidur, makan sedikit dan sering, menghindari bau-bau menyengat.
R / Menurunkan
kemungkinan gangguan gastrik yang dapat disebabkan oleh efek asam HCl pada
lambung yang kosong.
V.
Diagnosa : Gangguan
aktivitas berhubungan dengan keletihan, sakit kepala, perasaan mau pingsan.
Ø
Hasil yang diharapkan
-
Melaporkan rasa sakit/kontraksi berhenti
-
Dapat memulai aktifitas seperti biasa
Ø
Itervensi / Tindakan :
a.
Lakukan tirah baring dengan menggunakan posisi miring
kiri.
R / Mengurangi
aktivitas dan stresor psikologi dapat membantu menurunkan ketegangan dan
iritabilitas.
b.
Jelaskan alasannya perlunya tirah baring
R / Meningkatkan
perfusi jaringan dan menurunkan iritabilitas.
c.
Anjurkan penggunaaan teknik relaksasi
R / Membantu menurunkan
ketegangan otot dan persepsi klien tentang ketidaknyamanan.
d.
Beri aktivitas pengalihan seperti membaca, lihat
televisi, atau kunjungan teman / kerabat.
R / Memfokuskan kembali
perhatian, menurunkan kebosanan dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
e.
Pantau TTV
R / Menunjukkan
keefektifan dan menentukan kebutuhan terhadap intervensi selanjutnya.
0 komentar:
Post a Comment