Saturday, 23 May 2015

BAB I
KONSEP DASAR

1.      MENORRAGHIE
1.1         DEFINISI
-          Hipermenorea (menorraghie) adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), (Hanifa Wiknjosastro, 1994 ;  204)
-          Menoragia adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi teratur. (Brunner dan Suddarth 2001; 1514)
-          Menoragia adalah perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak (Arif Mansjoer, 2001; 375).

1.2         ETIOLOGI MENORAGHIA
·         Hypoplusia uteri; menyebabkan amenorrhoe (uterus sangat kecil), hypomenorrhoe (uterus kecil jadi luka kecil), menorrhagia karena tonus otot rahim kurang.
Terapi : uterotonika
·         Astheni; menorrhagia terjadi karena tonus otot pada umumnya kurang
Terapi : uterotonika dan roborantia
·         Selama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah juga karena tonus otot kurang
·         Myoma uteri; disebabkan oleh :
-          Kontraksi otot rahim kurang kuat
-          Cavum uteri luas
-          Bendungan pembuluh darah balik
Terapi : uterotonika atau operasi
·         Hipertensi
·         Infeksi : endometris salpingitis menyebabakan hyperaemia
·         Retroflexio uteri karena bendungan pembuluh darah balik
2.      OLIGOMENORRAGHIE
2.1         DEFINISI
-          Siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, bila lebih dari 5 bulan dimanakan omenorea. Perdarahan ini biasanya berkurang.
-          Oligomenorrhoe terjadi kalau siklus lebih dari 35 hari, sering terdapat pada wanita yang asthenis.
2.2         ETIOLOGI
INTERNAL     :     -     Perpanjangan stadium follikuler
-          Perpenjangan stadium luteal
-          Kedua stadia diatas menjadi panjang
EKSTERNAL        :     -            Pengaruh psikis
-          Pengaruh penyakit : TBC

2.3         Pada umumnya oligomenorrhoe yang ovulator tidak memerlukan terapi. Kalau mendekati amenorrhoe maka dapat diusahakan mengadakan ovulasi.
KELAINAN BANYAKNYA PERDARAHAN dan Lamanya Perdarahan
Banyaknya perdarahan, ditentukan oleh :
-          Lebarnya pembuluh darah : pada hypoplasia uteri, astheni, tumor-tumor yang mempengaruhi daya kontraksi seperti myoma.
-          Banyaknya pembuluh darah yang terbuka atau luasnya luka : pada uterus myomatosus, endometriosis interna.
-          Tekanan intravaskuler : tekanan arteriil meninggi, pada decompensatio cordis, tumor-tumor, kelainan letak.
-          Daya beku darah (diathese haemorrhagica) : pada penyakit Werlhoff atau haemofili
Kita tahu bahwa darah haid terlalu banyak kalau ada bekuan darah dalam haid.
Lamanya Perdarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau dengan perkataan lain oleh daya regenerasi endometrium.
Daya regenerasi berkurang pada infeksi, pada myoma atau polyp dan pada carciroma.

3.      DISMENOREA
3.1         DEFINISI
-          Disminorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. (Hanifa Wiknjosastro. 1999; 229)
-          Disminorea primer adalah menstruasi yang sangat nyeri, tanpa patologi pelvis yang dapat diidentifikasi. Dapat terjadi pada waktu menarche atau segera setelahnya, sedangkan disminorea sekunder terdapat patologi pelvis. (Brunner dan Suddarth 2001; 1513)
-          Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur (Arif Mansjoer 2001; 372).

3.2         KLASIFIKASI
3.2.1        Disminorea Primer (esensial, intrinsik, idiopatik)
-          Tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik
-          Gejala: kram disertai dengan gejala sistemik pada beberapa wanita sebelum awitan aliran dari 2 hingga 3 kali setelah awitan.
-          Penyebab : Kelebihan produk prostaglandin
3.2.2        Disminorea Sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired)
-          Gejala : Nyeri terjadi selama beberapa hari sebelum awitan aliran pada saat melakukan hubungan seksual
-          Penyebab : Kelainan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis, adenominosis uteri, stenosis servisis uteri)

3.3         ETIOLOGI
(Penyebab pasti belum diketahui)
§  Faktor psikis → ansitetas dan ketegangan berperan terhadap nyeri.
§  Pada dismenoria primer dengan siklus haid berovulasi
§  Pada dismenoria sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna
§  Faktor kejiwaan → emosi yang tidak stabil
§  Faktor konstitusi → anemia, penyakit menahun
§  Faktor obstruksi konalis servikalis → Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium menyebabkan disminore karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan keyakinan tersebut
§  Faktor endokrin → tonus dan kontraktilitas otot usus
§  Faktor alergi → adanya asosiasi antara disminore dengan urtikaria, migrain atau bronkhiate. Penyebabnya adalah toxin haid 

3.4         MANIFESTASI KLINIS
3.4.1        Disminorea Primer
-          Usia lebih muda
-          Timbul setelah terjadinya siklus haid teratur
-          Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa
-          Pemeriksaan pelvik normal
-          Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala
3.4.2        Disminorea Sekunder
-          Usia lebih tua
-          Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
-          Berhubungan dengan kelainan pelvik
-          Seringkali memerlukan tindakan operatif
-          Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

3.5         PENATALAKSANAAN
§  Penerangan dan Nasehat
Penjelasan pada pasien bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu perlu dibicarakan. Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat cukup dan olah raga. Kadang diperlukan psikoterapi.
§  Pemberian obat analgesik
Jika nyeri berat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang diberikan preparat kombinasi aspirin, fenasitin, dan kafein.
§  Terapi hormonal
Tujuannya untuk menekan ovulasi, bersifat sementara untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminorea primer atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Terapi ini dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
§  Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin
Indometasin, ibuprofen dan naproksen; pengobatan diberikan sebelum haid, 1 sampai 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid. Terapi ini memegang peranan penting dalam penanganan disminorea primer.
§  Dilatasi Konalis Servikalis
Memberi keringanan karena memudahkan pengeluaran darah dan prostaglandin didalamnya. Neuraktomi prasakral dan neurektomi ovarial merupakan usaha terakhir bila usaha lain gagal.

 



BAB II
PENGKAJIAN

§  Pengkajian :
Tanyakan riwayat haid pasien sebelumnya, keteraturan, dan volume perdarahan.
1.      Aktivitas dan Istirahat
-          Keterbatasan karena nyeri
-          Tirah baring tidak total
2.      Sirkulasi
-          Suhu hangat pada sentuhan
-          Dasar kuku keras
-          Warna kulit merah muda/pucat
-          Tanda anemis
3.      Integritas Ego
-          Merasa stress
-          Iritabilitas, lekas marah
-          Perubahan gaya hidup
-          Perasaan tidak berdaya, putus asa
4.      Eliminasi
-          Pola defekasi biasanya, penggunaan laksativ
-          Pola berkemih jumlah sedang
5.      Makanan / cairan
-          Mual, muntah
-          Anoreksia
-          Intoleran makanan
-          Penurunan BB
6.      Higiene
-          Aktivitas sehari-hari mandiri
-          Cara berpakaian : penggunaan katun, pembalut
-          Kondisi kulit sekitar kelamin : agak kering


7.      Neurosensori
-          Serangan pingsan
-          Serangan sakit kepala
-          Kurang konsentrasi
8.      Nyeri / Ketidaknyamanan
-          Nyeri suprapubis
-          Perut bagian bawah sakit
-          Wajah grimace
9.      Pernapasan    :  -
10.  Seksualitas    :  -  Periode menstruasi yang lama
11.  Penyuluhan / Pembelajaran
-          Bahasa dominan
-          Latar belakang etnik budaya
-          Pendidikan
-          Penggunaan obat tanpa resep
-          Pemilihan jenis makanan / diit



BAB III
KONSEP ASKEP

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pengaruh hormonal (penurunan kerja progesteron), kontraksi disritmik
2.      Anesitas berhubungan dengan ancaman yang aktual dirasakan pada diri sendiri, krisis situasi.
3.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan mengenal kondisi, prognosis, dan tindakan yang berhubungan dengan informasi interpretasi/diagnosa
4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, anoreksia, nausea.
5.      Gangguan Aktifitas berhubungan dengan keletihan, sakit kepala, perasaan mau pingsan.

DIAGNOSA DAN INTERVENSI
I.        Diagnosa :  Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pengaruh hormonal (penurunan kerja progeteron), kontraksi disritmik.
Ø  Hasil yang diharapkan :
-          Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberi kenyamanan
-          Menerima tanggungjawab untuk menghilangkan ketidaknyamanan
-          Melaporkan berhasil/tidak penatalaksanaan ketidaknyamanan
Ø  Tindakan / Intervensi :
a.       Catat adanya derajat rasa tidak nyaman nyeri
R / memberikan informasi untuk memilih intervensi, petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan nyeri
b.      Anjurkan mandi dengan teratur dan perawatan perineal dan menggunakan celana dalam dari katun.
R / meningkatkan higiene dengan mengangkat sekret wanita
c.       Anjurkan pemakaian hak rendah
R / mengurangi ketegangan pada punggung
d.      Gunakan kompres hangat pada daerah yang nyeri
R / membantu menghambat transmisi nyeri melalui sambungan pelvis
e.       Kolaborasi pemberian analgetik
R /  mengobati nyeri dengan menekan transmisi nyeri

II.     Diagnosa :  Anisietas berhubungan dengan ancaman yang aktual dirasakan pada diri sendiri, krisis situasi
Ø  Hasil yang diharapkan
-          Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan ansietas
-          Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang
-          Mengidentifikasi cara untuk mengatasi ansietas
Ø  Tindakan / Intervensi :
a.       Jelaskan prosedur, intervensi keperawatan, dan tindakan
R /  Pengetahuan tentang alasan aktifitas ini dapat menurunkan rasa takut akibat ketidaktahuan.
b.      Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan kemungkinan efek samping dan hasil, pertahankan sikap optimistik.
R / Informasi dan jawaban atas pertanyaan dapat membantu menurunkan ansietas dan meningkatkan harapan dan hubungan “kerja” antara klien dan perawat
c.       Kontrol stimulasi eksternal, tinjau ulang pembatasan/rasional
R / Suasana yang tenang meningkatkan istirahat dan relaksasi.
d.      Anjurkan penggunaan teknik relaksasi (latihan napas dalam visualisasi, guided imagery)
R / Memungkinkan klien untuk mendapatkan kesempatan partisipasi aktif dan meningkatkan rasa kontrol.
e.       Anjurkan mengungkapkan rasa takut dan masalah
R / Membantu klien membedakan dan mengetahui masalah-masalah tertentu, memberi kesempatan untuk memecahkannya sehingga mengurangi rasa cemas.


f.       Ukur TTV
R / TTV yang stabil menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun/ normal

III.  Diagnosa : Kurang pengetahuan berhubungan dengan mengenal kondisi, prognosis dan tindakan ynag berhubungan dengan informasi interpretasi atau diagnosa
Ø  Hasil yang diharapkan :
-          Mengungkapkan kesadaran akan implikasi dan kemungkinan hasil dari kondisi.
-          Mengajukan pertanyaan dengan tepat.
-          Bertanggungjawab untuk belajar sendiri dan berpartisipasi dalam proses belajar.
Ø  Tindakan / Intervensi :
a.       Pastikan pengetahuan pasien tentang gangguan haid
R /  Membuat data dasar dan mengidentifikasi kebutuhan belajar klien individual
b.      Tentukan kesiapan untuk belajar
R / Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan informasi dapat mengganggu kesiapan belajar.
c.       Tekanan untuk menghindari penggunaan obat yang dijual bebas, kecuali diizinkan oleh dokter.
R / Penggunaan bersama obat yang dijual bebas dapat menyebabkan efek-efek merusak.
d.      Berikan informasi tentang tindak lanjut, termasuk program pemantauan dirumah
R / Kerjasama ditingkatkan bila klien memahami kebutuhan pemantauan/ tindakan reguler.



IV.  Diagnosa :  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nausea, anoreksia.
Ø  Hasil yang diharapkan
-          Menjelaskan komponen diet seimbang
-          Mengikuti diet yang dianjurkan
-          Mengonsumsi suplemen/vitamin sesuai resep
-          Menunjukkan penambahan BB yang sesuai
Ø  Tindakan / Intervensi :
a.       Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu dan sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam.
R / Kesehatan individu tergantung pada nutrisi.
b.      Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama kehamilan
R / Dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan
c.       Timbang berat badan setiap hari
R /  Menilai status nutrisi dengan penambahan berat badan normal.
d.      Anjurkan meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun tidur, makan sedikit dan sering, menghindari bau-bau menyengat.
R / Menurunkan kemungkinan gangguan gastrik yang dapat disebabkan oleh efek asam HCl pada lambung yang kosong.

V.     Diagnosa :  Gangguan aktivitas berhubungan dengan keletihan, sakit kepala, perasaan mau pingsan.
Ø  Hasil yang diharapkan
-          Melaporkan rasa sakit/kontraksi berhenti
-          Dapat memulai aktifitas seperti biasa
Ø  Itervensi / Tindakan :
a.       Lakukan tirah baring dengan menggunakan posisi miring kiri.
R /  Mengurangi aktivitas dan stresor psikologi dapat membantu menurunkan ketegangan dan iritabilitas.
b.      Jelaskan alasannya perlunya tirah baring
R /  Meningkatkan perfusi jaringan dan menurunkan iritabilitas.
c.       Anjurkan penggunaaan teknik relaksasi
R /  Membantu menurunkan ketegangan otot dan persepsi klien tentang ketidaknyamanan.
d.      Beri aktivitas pengalihan seperti membaca, lihat televisi, atau kunjungan teman / kerabat.
R /  Memfokuskan kembali perhatian, menurunkan kebosanan dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
e.       Pantau TTV
R /       Menunjukkan keefektifan dan menentukan kebutuhan terhadap intervensi selanjutnya.

0 komentar:

Post a Comment

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

SEMOGA BERMANFAAT BUAT PEMBACA

Text Widget