BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi
sehat emosional, psikologi dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal
yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan
kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh perorangan,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan
masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain
seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang
upaya kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi
jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam
kondisi gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
WHO
(1990) melaporkan dari 10 masalah kesehatan utama yang menyebabkan disabilitas,
5 diantaranya adalah masalah kesehatan jiwa yaitu; depresi (1), alkoholisme
(4), ganguan bipolar (6), skizofrenia (9) dan obsesif kompulsif (10). Selain
itu WHO memprediksikan pada tahun 2020 mendatang depresi akan menjadi penyakit
urutan kedua dalam menimbulkan beban kesehatan. Besarnya masalah kesehatan
mental di Indonesia tidak jauh berbeda. Prof. Askobat Gani (2005) menghitung
bahwa beban penyakit gangguan jiwa mencapai 13.8% dari seluruh beban penyakit
di Indonesia.
Jumlah individu yang
mengalami gangguan jiwa sangat besar. Diperkirakan 30% penduduk mengalami
berbagai bentuk masalah gangguan jiwa semasa kehidupannya, 10% diantaranya
mengalami gangguan jiwa berat. Dengan populasi yang mencapai angka 238 juta
jiwa, maka terdapat 66 juta penduduk Indonesia pernah mengalami gangguan jiwa.
Jumlah orang yang terkena dampak meningkat sangat bermakna bila menghitung
minimal 8 orang anggota keluarga dari penderita ikut terkena dampak dari
gangguannya. Jelas gangguan jiwa di Indonesia berdampak pada lebih dari separuh
penduduk. Dan keadaan seperti ini tidak dapat dibiarkan terus menerus.
Sebanyak
1 juta - 2 juta masyarakat Indonesia terdeteksi mengalami schizofrenia.
Ironisnya, banyak orang yang tidak mengerti benar mengenai penyakit ini.
Schizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa yang berkaitan dengan masalah
medik. Penyakit ini sering kambuh dan mempengaruhi semua aspek kehidupan
penderita
Psikosis
sebagai salah satu gejala gangguan jiwa
berupa distorsi atau disorganisasi makro dari kapasitas mental seseorang yaitu,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan
kesukaran dalam kemampuan seseorang untuk berperan sebagaimana mestinya dalam
kehidupan sehari – hari. Salah satu gangguan psikosis adalah schizofrenia
dimana schizofrenia itu sendiri adalah gangguan mental yang kompleks dan banyak
aspek tentang schizofrenia sampai saat ini belum dapat dipahami sepenuhnya.
Sebagai suatu sindrom, pendekatan schizofrenia harus dilakukan secara holistik salah
satunya aspek farmakologi. Obatan obat antipsikotik dapat diberikan untuk
mengatasi schizophrenia namun tentunya penggunaan obat antipsikotik pada pasien
dapat memberik efek samping yaitu gangguan aktivitas motorik yang sering
disebut gejala parkinzon, parkinzon merupakan gangguan motorik seperti kekakuan
anggota gerak.
Mengingat
kompleksnya gangguan schizofrenia, untuk mendapatkan hasil terapi yang optimal,
klinikus perlu memperhatikan beberapa fase simptom gangguan schizofrenia, yaitu
: fase prodromal, fase aktif dan fase residual. Hasil akhir yang ingin
dicapai adalah penderita schizofrenia dapat kembali berfungsi dalam bidang
pekerjaan, sosial dan keluarga.
B.
TUJUAN
Tujuan
menganalisa jurnal ini adalah untuk mengetahui tingkat kekambuhan pada pasien
skizofrenia dalam kepatuhan pengobatan dengan menggunakan long acting injeksi
antipsikotik sehingga nantinya perawat dapat mengaplikasikan dalam pengobatan
untuk mencegah kekambuhan pada pasien skizofrenia.
BAB
II
ANALISA
JURNAL
A. JUDUL
PENELITIAN
Judul penelitian ini adalah “Kepatuhan
Pengobatan dengan Resep awal dari Long-Acting injeksi Antipsikotik Skizofrenia
di Onset terbaru”. Dalam judul ini tidak dicantumkan tempat dan tahun
penelitian. Menurut Arikunto (2006), Judul penelitian yang lengkap diharapkan
mencakup 5 komponen, komponen tersebut adalah sifat dan jenis penelitian, objek
yang diteliti, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan tahun atau waktu
terjadinya peristiwa.
B.
NAMA
PENELITI
Annie Viala
C.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam jurnal
terdapat latar belakang, dan tujuan penelitian, latar belakang kurang sistematis sesuai dengan tata cara
penulisan penelitian dari yang umum ke khusus. Dalam penelitian ini penulis
tidak mencantumkan tempat melakukan penelitian.
Saran
:
Sebaiknya
penulis mencantumkan alasan mengapa melakukan penelitian seperti ini dan juga
mencantumkan tempat dan waktu penelitian.
2. Rumusan
Masalah
Masalah penelitian yang
disampaikan peneliti adalah Skizofrenia menjadi tetap penyakit kronis mengenai
sekitar 1% dari populasi umum dunia. Pengobatan pada fase pertama umumnya
menguntungkan 1-2tahun. Ketidakpatuhan pengobatan pada skizofrenia merupakan
penyebab utama dari kambuh dan rehospitalisasi.
3. Dampak
masalah jika tidak teratasi
Relaps dan rehospitalisasi memperburuk
prognosis pasien dengan skizofrenia, dampak pada pasien dan keluarga dan
kualitas hidup dan meningkatkan biaya kesehatan langsung dan tidak langsung
4. Tujuan
penelitin
Untuk menyelidiki hasil
dari penyakit untuk sebuah kepatuhan yang lebih baik dengan RLAI terintegrasi
dalam pengobatan psikososial, khususnya jumlah rawat inap, dan juga kemungkinan
reintegrasi professional kekeluargaan dan social.
5. manfaat penelitian
Di dalam penelitian
ini belum mencantumkan manfaat penelitian.
Saran :
Sebaiknya,
peneliti mencantukan pihak-pihak yang mendapatkan manfaat dari penelitian
secara detail, missal :
a. Bagi
Rumah Sakit Jiwa X
Mengetahui
manfaat dari kepatuhan pengobatan dengan resep awal dari long acting injeksi
antipsikotik skizofrenia di onset terbaru, sehingga dapat diaplikasikan di
rumah sakit.
b. Bagi
peneliti
Menambah
pengetahuan peneliti mengenai kepatuhan pengobatan dengan resep awal dari long
acting injeksi antipsikotik skizofrenia di onset terbaru.
c. Bagi
peneliti lain
Menambah
referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti dengan tema yang sama sehingga
penelitian yang akan dilakukan lebih menyempurnakan penelitian yang ada.
6. Ruang
lingkup masalah
Kelemahan
:
Di dalam jurnal penelitian ini tidak dicantumkana ruang
lingkup masalah secara rinci yang meliputi : variabel, lokasi, waktu
Saran
:
a. Variabel
:
kepatuhan
pengobatan dengan resep awal dari long acting injeksi antipsikotik skizofrenia
di onset terbaru.
b. Responden
:
Responden
dalam penelitian ini adalah semua klien jiwa baik laki-laki dan perempuan minimal
18 tahun yang psikotik yang dirawat di ruang inap Rumah X.
c. Lokasi
:
Di
ruang rawat inap Rumah Sakit X
7. Keaslian
Penelitian
Penulis
tidak mencantumkan keaslian penelitian
Saran
:
Sebaiknya
penulis mencantumkan keaslian penelitian sebelumnya sebagai salah satu acuan
dan perbandingan dengan penelitian lain.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A.
LANDASAN
TEORI
Dalam jurnal
tidak dicantumkan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan untuk menunjang
teori yang akan digunakan dalam penelitian. Pemilihan tinjauan pustaka yang
tepat dalam penelitian ini adalah teori tentang masing masing variable dalam
penelitian. Jurnal ini sudah mencantumkan literature yang yang menunjang teori.
B. KERANGKA
TEORI DAN HEPOTESA
Dalam jurnal
tidak ada kerangka teori dan serta tidak dicantumkan mengenai hipotesis
penelitian. Sehingga jurnal belum dapat mendiskripsikan dengan jelas tentang
dugaan dari hasil penelitian. Hal ini akan menyebabkan pembaca tidak dapat
memahami konsep penelitian serta dugaan hasil penelitian yang dilakukan.
Saran
:
1. Sebaiknya
tinajauan pustaka harus memuat semua teori mengenai penelitian yang akan
dilakukan berdasarkan penelitian.
2. Sebaiknya
tinjauan pustaka yang digunakan mengikuti alur yang logis dan banyak
mencerminkan review terhadap penelitian yang dilakukan.
Sebaiknya mencantumkan
review secara kritis menelaah dan membandingkan hasil-hasil penelitian lain.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. JENIS
PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
jurnal ini adalah penelitian survey dengan metode kuantitatif, statistic
deskriptif
B. VARIABEL
PENELITIAN
Pada penelitian ini tidak dicantumkan
untuk variable penelitian, baik variable dependent dan variable independent.
C. LOKASI
DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi
dan waktu penelitian tidak dicantumakan dalan jurnal
D. POPULASI
DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah 120 pasien, data yang disajikan di sini berasal
dari penelitian prosfektif naturalistic dari 120 pasien yang diobati dengan
injeksi risperidone, dan sampel yang digunakan dalam penelitian sejumlah 25
pasien dirawat untuk pertama kalinya. Dalam jurnal tidak dicantumkan teknik
pemilihan sampel penelitian. Namun dijelaskan bahwa sampel dipilih berdasarkan
criteria inklusi dan ekslusi.
E. DEFINISI
OPERASIONAL
Peneliti belum mencantumkan definisi operasional
yang merupakan batasan-batasan apa yang akan diteliti dan bagaimana cara
menilainya dengan skala data
F.
INSTRUMEN
DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dilakukan secara acak sesuai
dengan criteria yang dijelaskan
G. ANALISA
DATA
Pada jurnal ini menggunakan analisis deskriptif yang
hasilnya untuk data kuantitatif untuk semua pasien dengan uji normalitas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan tes wilcoxon signedrank.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Skizofrenia tetap menjadi penyakit
kronis mengenai sekitar 1% dari populasi umum di dunia, walaupun respon
terhadap pengobatan dalam fase awal evolusi umumnya menguntungkan, diperkirakan
bahwa tingkat kepatuhan terhadap pengobatan 1 tahun setelah keluar dari rumah
sakit hanya sekitar 50 %, dan 75% dalam dua tahun pertama pengobatan Penyebabnya adalah multifaktorial: penolakan
penyakit, efek samping obat, gangguan kognitif, komorbiditas terutama
penyalahgunaan zat [3] dan juga dokter-pasien hubungan
Relaps dan rehospitalisations
memperburuk prognosis pasien dengan skizofrenia, dampak kedua pasien dan
families'insertion dan kualitas hidup, dan meningkatkan biaya kesehatan
langsung dan tidak langsung. Pengobatan dengan
LAIAs, yang mendorong kepatuhan (kurang efek samping, stabilisasi tingkat
obat), dapat mencegah risiko gangguan pengobatan yang merupakan penyebab utama
kambuh dan rehospitalisation. Jenis pengobatan, digunakan sedini mungkin, sejak
episode pertama skizofrenia, dapat memperbaiki prognosis jangka panjang,
khususnya bila dikaitkan dengan metode reintegras dan interaktif
menindaklanjuti menggunakan bunga injeksi bulanan atau dua bulan sekali. Tujuan
dari penelitian kami adalah untuk menyajikan tindak lanjut dalam
"kehidupan nyata" dari 25 pasien, rumah sakit untuk pertama kalinya,
dikerjakan dengan RLAI terkait dengan metode reintegrasi dan multidisiplin
tindak lanjut, setidaknya selama 18 bulan, untuk mengevaluasi dampak : 1/on
kambuh dan tingkat rehospitalisation; kepatuhan pengobatan
Mengobati sedini mungkin, dari episode
pertama jika mungkin, dapat mengurangi kambuh, jumlah dan durasi rawat inap,
dan juga gejala kognitif, penyakit memburuk dan usaha bunuh diri, dan dengan
demikian meningkatkan prognosis, dan biaya juga langsung dan tidak langsung,
Long-acting antipsikotik injeksi menggabungkan kelebihan dari kedua
antipsikotik baru (kemanjuran, gejala ekstrapiramidal lebih sedikit) dan
perumusan long-acting mereka dapat mengurangi kambuh melalui kepatuhan
pengobatan meningkat pada pasien dengan skizofrenia
B. KELEBIHAN
JURNAL PENELITIAN
Penelitian ini menambah wawasan tentang kepatuhan
pengobatan dengan mengunakan Long-Acting injeksi
Antipsikotik Skizofrenia secara awal akan menguntungkan bagi pasien dan
keluarga dalam mencegah kekambuhan da rehospitalisasi pada pasien skizofenia.
C.
IMPLIKASI
KEPERAWATAN
1.
Hasil dari
penelitian jurnal dan analisis yang telah dilakukan diharapkan mampu memberikan
tambahan wawasan mengenai kepatuhan pengobatan pada skizofrenia untuk mencegah
kekambuhan dengan long acting injeksi antispikotik.
2.
Perlunya
peningkatan pengetahuan perawat tentang macem-macem pengobatan pada pasien
psikotik dan kemampuan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
gangguan jiwa.
3.
Melibatkan
psikologi dalam mempersiapkam dalam terapi yang diberikan pada klien untuk
mencegah kekambuhan.
4.
Lakukan
penelitian tentang hal-hal yang mempengaruhi tingkat kekambuhan pada klien
psikotik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jurnal ini memberikan hasil penelitian sebagai berikut:
Menggunakan injeksi long acting
antipsikotik sebagai terapi pengobatan awal dapat mengurangi tingkat kekambuhan
dan meningkatkan prognosis dan harus dipertahankan dalam pengobatan jangka
panjang skizofrenia. Fungsi tambahan yang bersangkutan adalah peningkatan
motivasi mendorong kepatuhan dan aktif berpartisipasi dalam rencana keperawatan
untuk pasien skizofrenia, kerabat, dan psikiater.
B.
SARAN
1.
Perlu
adanya penelitian lanjutan dengan desain penelitian klinik acak tercontrol
tersamar ganda, jumlah sampel yang besar, mengendalikan semua faktor perancu,
dengan sampel yang lebih representatif, juga perlu membandingkan skizofrenia
dengan psikoterapi jenis lain.
2.
Untuk
petugas kesehatan/ perawat
Perawat
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai tindakan kolaborasi perawat
dengan dokter dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan
jiwa..
3.
Untuk
peneliti berikutnya
Penelitian
ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian berikutnya.
0 komentar:
Post a Comment