TUMBUH KEMBANG REMAJA
Remaja merupakan
periode transisi antara masa anak-anak dengan dewasa, dimana pada masa itu
terjadi perubahan biologis, intelektual, psikososial dan ekonomi. Selama
periode ini, individu mengalami kematangan fisik dan seksual, peningkatan
kemampuan dan mampu membuat keputusan edukasi dan okupasi.
Remaja dapat
dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :
1.
Early adolescent (11 – 14 th)
2.
Middle adolescent (15 – 17 th)
3.
Late adolescent (18 – 20)
Peristiwa yang
paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul dan
berkembang pada rentang usia kronologis yang lebar dan berbeda menurut jenis
kelaminnya. Sangat sulit untuk membuat kategori pubertas secara kronologis
karena itu untuk mendapat pola individu yang konsisten digunakan istilah
tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat usia. Tingkat perkembangan pubertas
dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut. Gambaran perkembangan remaja
memperlihatkan hubungan yang lebih erat dengan tingkat perkembangan pubertas
atau tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang sering digunakan adalah
tabel Tanner yaitu :
TABEL
1. KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK PEREMPUAN
TMK
|
Rambut Pubis
|
Buah Dada
|
1
|
Praremaja
|
Praremaja
|
2
|
Jarang,
berpigmen sedikit, lurus atas medial labia
|
Menonjol
seperti bukit kecil, areola melebar
|
3
|
Lebih hitam,
mulai ikal, jumlah bertambah
|
Mammae dan
areola membesar, tidak ada kontur pemisah
|
4
|
Kasar,
keriting, banyak tapi belum sebanyak dewasa
|
Areola dan
papila membentuk bukit kedua
|
5
|
Bentuk
segitiga seperti pada perempuan dewasa tersebar sampai medial paha
|
Matang, papila
menonjol, areola sebagai bagian kontur buah dada
|
TABEL
2. KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK LAKI-LAKI
TMK
|
Rambut Pubis
|
Penis
|
Testis
|
1
|
Tidak ada
|
Praremaja
|
Praremaja
|
2
|
Sedikit,
panjang, pigmen sedikit
|
Sedikit
membesar
|
Skrotum
membesar, warna merah muda
|
3
|
Sedikit lebih
gelap, mulai ikal
|
Lebih panjang
|
Lebih besar
|
4
|
Seperti tipe
dewasa tapi lebih sedikit, kasar, keriting
|
Lebih besar,
ukuran glands dan lebar penis bertambah
|
Lebis besar,
skrotum lebih gelap
|
5
|
Seperti
dewasa, menyebar sampai medial paha
|
Ukuran dewasa
|
Ukuran dewasa
|
Masa remaja awal
(TMK 2) pada anak perempuan biasanya antara usia 10 – 13 tahun berlangsung
selama 6 bulan – 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15 tahun
yang berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 – 4)
anak perempuan timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3 tahun.
Pada anak laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun.
Masa remaja lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-rata usia 13 – 17 tahun dan anak
laki-laki usia 14 – 16 tahun.
TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA AWAL (TMK 2)
Fisik
Tingkat awal
pubertas TMK 2 disebabkan oleh peningkatan sekresi gonadotropin hipofisis dan
hormon pertumbuhan. Terdapat bukti bahwa fenomena ini terjadi akibat penurunan
kadar melatonin yang terjadi pada usia 7 tahun. Pada anak perempuan, bentuk
payudara mulai tampak sedangkan pada 30 – 35 % anak laki-laki gejala
ginekomastia sangat variabel dan tidak selalu berhubungan dengan tingkat
maturasi pubertas tertentu. Perkembangan buah dada perempuan terjadi akibat
rangsangan estrogen ovarium disekresi akibat respon terhadap FSH. Efek
predominan FSH adalah merangsang pertumbuhan ovarium dan ini bermula satu tahun
sebelum perkembangan payudara (TMK 2). Akibat lain estrogen ovarium menyebabkan
penebalan mukosa vagina, peningkatan pigmentasi, vaskularisasi dan erotisasi
labia mayora serta sedikit pembesaran klitoris dan uterus. Endometrium menebal
dan mulai berdeferensiasi sedangkan miometrium mulai meningkatkan kandungan
seluler aktomiosin, kretinin kinase dan adenosin triphosphat sebagai persiapan
menstruasi dan proses kehamilan serta persalinan. Efek lain estrogen adalah
peningkatan deposit glikogen dalam sel mukosa vagina yang akan memacu
pertumbuhan bakteri doederlein yaitu sejenis bakteri pembentuk asam laktat yang
mengubah lingkungan pH menjadi asam dan mempermudah pula kemungkinan infeksi
jamur.
Masa TMK 2 pada
anak laki-laki ditandai dengan pembesaran testis akibat pembesaran tubulus
seminiferus serta bertambah banyaknya sel leydig dan sel sertoli. Perubahan
akibat sekresi testosteron mempengaruhi pula perubahan lain seperti pembesaran
epididemis vesikula seminalis dan prostat. Dinding skrotum akan menipis disertai
oleh vaskularisasi. Keadaan ini menampakkan konfigurasi dewasa dengan bagian
proksimal yang lebih sempit serta posisi testis kiri lebih rendah dari yang
kanan. Tidak lama setelah periode ini maka penis pun mulai membesar. Ukuran
lebar penis tetap lebih kurus dari panjangnya sampai pada masa pubertas lanjut
ketika terjadi akselerasi pertumbuhan korpus kavernosus penis melebihi
pertumbuhan uretra sehingga terlihat penis lebih besar seperti bentuk dewasa.
Selain sekresi testosteron terjadi pula peningkatan konsentrasi androgen
adrenal baik laki-laki maupun perempuan akan menimbulkan pertumbuhan rambut
pubis dan ketiak. Konsistensi dan distribusi rambut pubis akan mengikuti pola
tertentu sesuai dengan jenis kelamin dan secara berurutan menurut indeks pertumbuhan
pubertas. Pada masa TMK 2 rambut kelamin lurus dan halus terlihat pada bagian
tengah labia mayora pada perempuan dan sekitar basis penis pada laki-laki. Efek
androgen lain adalah peningkatan ukuran dan sekresi folikel sebacea yang dapat
menimbulkan timbulnya jerawat dan dianggap merupakan tanda karakteristik seks
sekunder.
Selama masa
pubertas laki-laki terjadi perubahan fungsional dan struktural yang dramatis.
Ejakulasi terjadi bermula sebagai respon masturbasi timbul sekitar satu tahun
setelah pertumbuhan testis, pada saat timbulnya rambut pubis. Gigi taring dan
molar pertama tanggal pada awal remaja dan kemudian tumbuh gigi tetap. Pra
molar dan molar tumbuh selama masa remaja. Terdapat kolaborasi yang erat antara
waktu tumbuhnya molar kedua permanen dengan menarche.
Kognitif
Perkembangan
kognitif sebagian besar biasanya diuraikan dalam hubungannya dengan usia
kronologis karena itu kaitan antara tingkat perkembangan pubertas dan
perkembangan kognitif belum jelas. Carey dalam study mengenai pengenalan wajah
menimpulkan bahwa awal timbul pubertas pada anak perempuan mempunyai efek yang
mengganggu proses kognitif sebaliknya Petterson yang mempergunakan cara kognisi
yang berbeda tidak berhasil menemukan hipotesis tentang gangguan itu. Karena
TMK 2 pada anak perempuan mencakup usia antara 10 – 13 tahun dan pada lelaki
lebih lebar lagi antara umur 10, 5 – 14,5 tahun, maka menurut sekuens Piaget
sebagian anak tersebuta anak masuk dalam kelompok tingkatan operasional konkrit
dan sebagian lainnya dalam tingkatan operasional formal. Dalam tahap berpikir
operasional formal, individu yang bersangkutan sudah mampu membangun hipotesis
terlebih dahulu sebelum memulai suatu aksi, dapat berpikir abstrak, dapat
melakukan beberapa tindakan secara serentak, dan dapat mengambil gambaran umum
serta memperkirakan akibat suatu perbuatan atau peristiwa tanpa harus mengalami
dahulu peristiwa itu.
Pada tahun-tahun
sebelumnya teori Piaget mendominasi pemikiran tentang perkembangan kognitif,
tetapi belakangan ini telah timbul tantangan terhadap deskripsi tahapan yang
tegas dalam teori tersebut. Pendekatan yang dilakukan sekarang lebih menekankan
kecenderungan terhadap perkembangan masa anak dan remaja dengan lebih banyak
keterangan yang tumpang tindih dan bervariasi dibandingkan penjelasan
sebelumnya. Kecenderungan tersebut mencakup berbagai pokok sebagai berikut :
1.
Kapasitas melakukan proses informasi.
Remaja ternyata lebih superior dibandingkan dengan anak yang lebih muda dalam
hal kapasitas proses informasi, tetapi belum diketahui apakah hal ini merupakan
refleksi peningkatan struktural yang ada hubungannya dengan umur.
2.
Pengetahuan domain spesifik. Semasa
kecil mereka akan menimbun/menyimpan berbagai pengetahuan yang makin lama makin
terorganisasi dalam berbagai bidang dengan domain spesifik, yang akan
memungkinkan pemecahan masalah melalui proses memori yang tidak terdapat pada
anak dengan umur lebih muda.
3.
Kegiatan formal dan konkrit. Pandangan
penganut teori Piaget lebih terlibat sebagai kecenderungan ketimbang tahapan
khusus, seperti misalnya pendekatan seorang anak yang lebih muda dinilai
sebagai lebih empiriko-deduktif dan pada remaja lebih hipotetiko-deduktif.
4.
Berpikir kuantitatif. Remaja cenderung
mendekati masalah dengan “lebih kuantitatif, berorientasi skala pengukuran”
ketimbang anak yang lebih muda yang dikenal dengan “konsep pengukuran unit”.
5.
Sentuhan rasa berkompetisi. Dengan
meningkatnya umur, anak akan makin tertarik untuk menganggap bahwa berpikir
merupakan suatu pertandingan kompetitif dan karenanya merasa tertantang.
6.
Metakognisi. Konsep diuraikan sebagai
berpikir tentang berpikir dan oleh Flavell dibagi lagi menjadi pengetahuan
metakognitif dan pengalaman metakognitif. Pengetahuan metakognitif diartikan
sebagai akumulasi pengetahuan deklaratif dan prosedural tentang peristiwa
kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah unit berbagai pengalaman
tentang penemuan (eureka) atau sebaliknya sebagai suatu perasaan “hal ini tidak
ada artinya buat saya”. Metakognitif berkembang secara bertahap antara masa
anak dan remaja.
7.
Peningkatan kemampuan yang ada.
Pematangan kemampuan yang ada merupakan suatu proses berkelanjutan selama masa
perkembangan. Perbedaan seks muncul pada masa awal remaja ; anak lelaki tampil
lebih baik untuk kemampuan spasial dan matematik, sedangkan anak perempuan
lebih menonjol dalam kemampuan verbal
Psikososial
Masa remaja awal
harus mempunyai fungsi pada tiga bidang utama yaitu keluarga, kelompok sebaya
dan sekolah. Pada setiap bidang ini terdapat kompleks berbagai determinan yang
saling mempengaruhi agar dapat berfungsi dengan berhasil. Fungsi utama masa
remaja awal adalah dimulainya kebebasan dari lingkungan keluarga dan pada masa
inilah hubungan dalam keluarga mulai terlihat merenggang. Sering pula pada masa
ini secara bersamaan terlihat tanda perkembangan pubertas berupa keinginan
untuk keleluasaan pribadi, dan tidak jarang disertai keengganan yang makin
nyata serta menjaga jarak keakraban fisis dari orang tua yang berbeda jenis
kelamin dengan anak. Keinginan remaja yang tidak terucapkan pada orang tua
untuk membuat batas tersebut sesuai dengan keinginan mereka untuk autonomi, dan
hal ini sering menimbulkan konflik dengan orangtua yang bila tidak
terselesaikan akan menimbulkan stress. Hasil akhirnya remaja cenderung untuk
berpaling pada kelompok sebaya yang sejenis. Persahabatan pada masa remaja awal
secara khas menumbuhkan kelompok yang sama jenis kelaminnya dengan
kecenderungan lebih meningkatkan aktivitas bersama ketimbang interaksinya
sendiri.
Fungsi
lingkungan sekolah pada umur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kesesuaian
perkembangan seksual dengan anak sebaya ternyata sangat penting pengaruhnya.
Dilaporkan bahwa anak laki-laki yang lebih lambat matang akan kurang baik
penampilannya di sekolah dan tingkat pendidikan yang diharapkan akan lebih
rendah dibandingkan dengan anak laki-laki sebaya yang lebih cepat matang.
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa anak gadis di sekolah menengah yang lebih
cepat matang mempunyai daya imajinasi dini yang buruk dan nilai rata-rata yang
lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tingkat pematangannya lebih lambat
atau dengan teman sebaya yang masih duduk di sekolah dasar. Dengan demikian
jelas terlihat bahwa pada segi kognitif terdapat perbedaan jenis kelamin yang
dapat mempengaruhi prestasi sekolah pada masa awal remaja.
TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA MENENGAH
Fisis
Masa remaja
menengah, yang sesuai dengan TMK 3 dan 4, mencakup rentang umur kronologis
antara 12 – 14 tahun bagi perempuan dan antara 12,5 – 15 tahun pada laki-laki.
Pada masa ini terlihat adanya pertambahan pertumbuhan yang sangat mencolok,
terjadi akselerasi pertumbuhan tinggi dan berat badan serta perkembangan
karakteristik seks sekunder lebih lanjut. Masa ini merupakan puncak kurve
kecepatan pertumbuhan berat badan, yang mengikuti puncak kurve kecepatan tinggi
badan kira-kira 6 bulan sebelumnya. Pada masa inilah terjadi deposit besar
jaringan lemak pada perempuan dan massa otot pada laki-laki. Selama periode
pertumbuhan cepat pada masa remaja menengah ini, golongan perempuan mendapat pertambahan
tinggi badan rata-rata 8 cm per tahun pada umur rata-rata 12 tahun, sedangkan
laki-laki pada umur rata-rata 14 tahun mendapat penambahan tinggi badan
rata-rata 10 cm per tahun.
Terlihat pola
teratur proses perkembangan/kemajuan tulang kerangka dari distal menuju
proksimal, dimulai dari perkembangan tulang kaki. Kira-kira 6 bulan kemudian
akan diikuti perkembangan tungkai bawah, kemudian tungkai atas. Pola yang
serupa terdapat pula pada perkembangan alat gerak atas, sehingga secara
keseluruhan anak remaja terlihat ganjil karena bentuk tangan dan kaki yang
besar dan tidak proporsional. Puncak akselerasi pertumbuhan panjang tungkai
bawah akan diikuti oleh perkembangan lebar dada dan paha 4 bulan kemudian.
Perpanjangan badan dan pembesaran diameter anteroposterior dada merupakan
manifestasi terakhir pertumbuhan cepat pada pubertas. Selain terdapat perbedaan
seks pada pertumbuhan jaringan lemak masa remaja menengah, terdapat pula
perbedaan pola pertumbuhan kerangka menurut jenis kelamin. Lebar biakromial terbesar
pada laki-laki ditentukan oleh androgen, sedangkan estrogen menentukan lebar
diameter bitrochanter yang akan memebri bentuk kontur perempuan dewasa.
Pada masa remaja
menengah terjadi pula perkembangan karakteristik seks sekunder perempuan berupa
pembesaran payudara dan areola, dan pada masa TMK 4 lebih kurang 75% anak gadis
akan memiliki batas areola dan payudara
yang lebih tegas sebagai akibat pembesaran areola. Rambut kelamin menjadi lebih
gelap, kasar, ikal dan lebih menyebar ke arah proksimal dan lateral menutupi
mons pubis. Pada lelaki terlihat penis lebih panjang dan lebar, testis lebih
besar, dan skrotum lebih berpigmen. Peristiwa yang paling dinamik adalah
timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5
tahun (pada kultur barat). Menars dapat terjadi pada setiap tahap pubertas :
10% padaTMK 2, 20% pada TMK 3, 60% pada TMK 4, dan 10% pada TMK 5. Tetapi
sebagian besar anak gadis terlihat matur pada masa remaja menengah. Peristiwa
menarche sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurve kecepatan penambahan
tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting
adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarche ibu dengan
putrinya, dan lebih erat lagi antar umur menarche perempuan bersaudara. Faktor
lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat
menarche lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu
status gizi atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas, terutama
waktu menarche.
Yang lebih
bervariasi lagi adalah waktu timbulnya pertumbuhan rambut sirkum anal, dengan
kecenderungan rambut aksila dan wajah akan timbul lebih lambat, yaitu setelah
rambut pubis mencapai TMK 4. Rambut wajah anak laki-laki timbul mula-mula di
daerah sudut bibir atas yang kemudian akan menyebar ke arah medial. Seiring
dengan pertumbuhan rambut aksila akan muncul pula bau badan akibat stimulasi
androgen pada kelenjar keringat apokrin, dan hal ini sering menimbulkan
kesadaran bahwa pada anak tersebut bahwa ia telah mulai dewasa. Sering pula
terjadi ginekomastia anak laki-laki pada masa remaja menengah ini; dapat bi-
atau unilateral, yang dapat menetap sampai 18 bulan. Walaupun sering terjadi
dan tidak spesifik hal ini dapat sangat meresahkan.
Kognitif
Kecenderungan
perkembangan kognitif seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu masih
terus berlangsung.
Psikososial
Hubungan antara
remaja dengan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya pada tahap ini masih tetap
serupa dengan tahap sebelumnya. Sekolah dan kelompok sebaya mendapat porsi
lebih penting, dan perbedaan seks pada kelompk sebaya tampak lebih jelas.
Tujuan perkembangan selama masa remaja bagi anak laki-laki lebih diwarnai
keinginan untuk memperoleh penerimaan dan kebebasan yang akan lebih mudah
dicapai dalam suatu kelompok, sedangkan bagi anak perempuan untuk menumbuhkan
kemampuan interpersonal dan cinta. Kesetiaan, keterlibatan, dan keakraban
tentang suatu informasi lebih berharga bagi lingkungan anak perempuan daripada anak
laki-laki.
Selama masa
remaja menengah, kelompok sosial dapat meluas sampai mengikutsertakan anggota
yang berbeda jenis kelaminnya dan proses pacaran pun dapat mulai terjadi.
Proses pacaran dapat berkembang dalam berbagai tahap : tahap pertama biasanya
dilakukan tanpa kontak fisik, tahap kedua berciuman dan meraba buah dada yang
masih tertutup pakaian, tahap ketiga meraba buah dada telanjang atau kemaluan,
tahap keempat melakukan hubungan seksual dengan mitra tunggal, dan tahap kelima
melakukan hubungan seksual dengan mitra multipel. Walaupun terdapat sangat
banyak variasi berbagai jenis kelompok remaja, tampaknya sebagian besar remaja
pada masa ini tidak sampai melakukan pacaran tahap keempat. Dan bagi mereka
yang melakukannya maka resiko untuk kehamilan yang tidak diinginkan atau
penyakit kelamin cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan penerangan dan
penyuluhan untuk mencegah hal tersebut.
Selama masa
remaja menengah harus sering dilakukan tindakan untuk pendidikan dan latihan
kerja. Seperti telah diterangkan hubungan dengan kelompok sebaya yang seiring
dengan maturasi fisis dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Efek fisis
perkembangan pubertas sering menyatu dengan imajinasi diri seseorang, dan tidak
jarang disertai dengan akibat yang mendalam. Peningkatan aktivitas pada
perkembangan maturitas dapat dirasakan negatif oleh seorang gadis sampai
mungkin memuncak menjadi anoreksia nervosa. Perkembangan buah dada yang tidak
simetrik akan menimbulkan perasaan sebagai abnormal. Imajinasi diri yang keliru
seperti itu merupakan masalah yang sering terjadi terutama pada anak perempuan
dan para penderita penyakit kronik. Perkembangan imajinasi diri ini melibatkan
pula berbagai pengalaman coba-coba atau eksperimen dalam lingkup sosial yang
berbeda. Menurut kategori Erikson tentang krisis kehidupan, maka tahap ini
merupakan penentuan jati diri atau perkembangan identitas. Pada masa itu pula
identitas seksual akan lebih mengental dan akan terjadi perkembangan rasa
seksual yang adekuat.
TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA LANJUT
Fisis
Pada masa ini
proporsi dan ukuran tubuh sudah menyerupai ukuran dewasa muda. Hanya terjadi
sedikit peningkatan pertumbuhan linear setelah melewati masa pertumbuhan cepat
remaja menengah. Sisa epifisis seperti pada femur, humerus dan sterno kalvikula
akan menutup paling lambat pada masa awal umur dupuluhan. Perkembangan
karakteristik seks sekunder menjadi tuntas dengan pertumbuhan rambut kelamin
yang menyebar sampai bagian medial paha pada laki-laki dan perempuan,
penampilan alat kelamin dewasa dan kapasitas reproduktif penuh pada laki-laki,
serta penampilan buah dada dewasa pada perempuan. Rambut wajah laki-laki tumbuh
sampai daerah dagu, dan bulu dada akan muncul sebagai bagian terakhir
pertumbuhan rambut tubuh. Suara berat dan dalam akan muncul lengkap akibat
pengaruh testosteron merangsang pertumbuhan tulang rawan tiroid dan krikoid,
serta otot larings. Pada perempuan, uterus akan mencapai bentuk dewasa dengan
fundus yang besar dan serviks yang lebih kecil.
Psikososial
Pada periode ini
seringkali masalah penentuan karir sudah harus dihadapi dengan berat, bahkan
kadangkala sudah harus ditentukan. Perasaan ingin memberontak yang sering
muncul pada periode sebelumnya secara bertahap akan berubah kembali menjadi
pendekatan pada keluarga, tetapi dengan sikap yang sudah berbeda dari
sebelumnya. Walaupun masih sering berpikir moralistis dan absolut, remaja pada
tahap ini sudah mampu berdialog dengan orangtua. Mulai timbul pula kemampuan
untuk terlibat dalam hubungan interpersonal yang empatik; seringkali hubungan
seksual sebelumnya yang eksploitatif dan narsistik akan berubah.
Menurut skema
Erikson, krisis psikososial pada masa remaja sebelumnya adalah pada masalah
identitas, sedangkan pada masa remaja lanjut adalah pada kebutuhan untuk
mengembangkan kapasitas keintiman.
MASALAH TUMBUH KEMBANG
MASA REMAJA
Masalah yang
sering ditemukan pada usia remaja adalah :
1.
Akne atau jerawat, yang dapat
menimbulkan gangguan emosional
2.
Miopia, biasanya mulai timbul pada usia
remaja
3.
Kelainan ortopedik berupa kiposis atau skoliosis
4.
Penyakit infeksi, misalnya tuberkulosis
yang sering dijumpai akibat daya tahan usia remaja yang menurun
5.
Defisiensi besi, terutama pada remaja
perempuan dengan datangnya haid dan kurangnya masukan besi
6.
Obesitas, biasanya terjadi pada golongan
remaja tertentu karena kebiasaan makan yang kurang baik
7.
Keadaan lain sebagai akibat gangguan
emosional atau kenakalan remaja, yang umumnya terdapat pada remaja laki-laki,
seperti kelainan ortopedik karena kecelakaan, gangguan kejiwaan karena minum
dan ketergantungan narkotika, upaya bunuh diri, dan masalah psikososial lainnya
Pada masa remaja
ketegangan emosional yang bertambah dan dorongan kebutuhan biologis harus
disesuaikan dengan keinginan dan harapan masyarakat atau lingkungan. Tuntutan
masyarakat terhadap golongan remaja ini sudah pasti akan berlainan dengan yang
diharapkan dari anak pada masa tumbuh-kembang sebelumnya.
Tahap berikutnya
dalam perkembangan psikososial mencakup kemampuan bergaul dengan orang lain,
disamping dengan orangtua sendiri untu menghindari rasa terpencil dalam
menghadapi tantangan pada berbagai kegiatan fisis seperti dalam bidang
olahraga, jalinan persahabatan atau pengalaman seksual. Salah satu aspek
peningkatan keakraban adalah adanya keinginan berbagi rasa dan bertenggang rasa
yang merupakan inti untuk timbulnya empati. Tahap perkembangan selanjutnya
adalah adanya keterikatan dengan orang lain, seperti dalam hal percintaan,
pacaran, perkawinan, dan hal lain yang menuntut adanya suatu tanggung jawab.
0 komentar:
Post a Comment