Sunday, 17 May 2015

A. Pengertian Kanker payudara

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang di derita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 diantara 1000. pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu di lanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara (Carcinoma Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) di masukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.
  1. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang di hasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama-estradiol dan progesteron, mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.

  1. Manifestasi Klinik
Kanker payudara dapat terjadi di bagian manasaja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya, lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi, dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Dengan meningkatnya penggunaan mammografi, lebih banyak wanita yang mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita-wanita ini bisa saja tidak mempunyai benjolan yang dapat di raba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Sayangnya, banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan medissetelah mengabaikan gejala yang di rasakan. Sebagai contoh, mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling atau peau d’orange pada kulit payudaranya-yaitu kondisi yang di sebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan dermal. Retraksi puting susu dan lesi yang terfiksasi pada dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis ke kulit dapat di manisfestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda-tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun, indeks kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus di lakukan.
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa :
-          benjolan pada payudara umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri, pada payudara.benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
-          Erosi atau eksema puting susu kulit atau putimg susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
-          Pendarahan pada puting susu.
-          Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.
-          Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.(Handoyo,1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah di kenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut :
-          Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara),
-          Adanya nodul satelit pada kulit payudara,
-          Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa,
-          Terdapat model parasternal,
-          Terdapat nodul supraklavikula,
-          Adanya edema lengan,
-          Adanya metastase jauh,
-          Serata terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker
Yang umum dapat dilihat dan dirasakan :
  1. timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
  2. bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah.
  3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak.
  4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu.
  5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.
  6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam.
Kelenjar susu









Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko yang berpengaruh adalah :
1.      Usia
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia di atas 60 tahun. Resiko terbesar di temukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2.      Pernah menderita kanker payudara
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5 – 1%/ tahun.
3.      Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Wanita yang ibu, saudara perempuan, atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4.      Faktor genetik dan hormonal.
5.      Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
6.      Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
7.      Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
8.      Obesitas pasca menopause.
9.      Pemakaian alkohol.
10.  Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
11.  Bahan kimia.
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrigen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudar.
12.  DES (dietilstilbestrol)
Wanita yang mengonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
13.  Penyinaran
Hasil studi, menemukan adanya sedikit penurunan resiko serangan kanker payudara pada wanita pre-menopause yang paling lama menyusui anaknya.
Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara :
  1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
  2. Hindari bay\nyak merokok dan mengonsumsi alkohol.
  3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan.
  4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-X atau jenis-jenis radiasi lainnya.
  5. Jaga kesehatan dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
  6. Lakukan olah raga secara teratur.
  7. Hindari terlampau banyak makan-makanan berlemak tinggi.
  8. Atasi stres dengan baik, misalnya lewatrelaksasi dan meditasi.
  9. Makanlah lalap kunir putih (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
Bahan-bahan yang di duga pemicu kanker
Pemicu kanker pada dasarnya BELUM DIKETAHUI secara pasti, namun terdapat bahan-bahan yang di duga sebagai pemicu kanker. Bahan-bahan yang di maksud di sebut karsinogenik.
Bahan-bahan yang masuk dalam kelompok karsinogen yaitu :
  1. Senyawa kimia, seperti aflatoxsin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel, chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
  2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-X, nuklir, dan radionukleide.
  3. Virus, seperti RNA virus (fam.retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno virus, herpes virus), EB virus.
  4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
  5. Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya kanker.
Stadium Kanker Payudara
Pada kanker payudar ada stadium dini (0,1 dan 2) serta stadium lanjut (3 dan 4). Stadium 0 berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu atau saluran susu tetapi belum menyebar ke jaringan lemak sekitarnya. Pada stadium 1 dan 2, kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau saluran susu ke jaringan terdekat disekitarnya. Pada stadium 2 kadang-kadang kanker telah mulai menggangu kelenjar getah bening. Stadium 3 boleh dibilang kanker payudara dalam stadium lanjut lkoal, dimanan garis tengah tumor telah lebih dari dua inci dan seringkali telah menyebar kelenjar getah benig dekat payudara. Pada stadium 4 kanker telah bermetastasis, artinya kanker telah seperti tulang, hati, paru dan otak.
Kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalau sudah begini bau busuk dan anyir akan keluar dari buah dada. Keluhan lain adalah sesak napas karena kanker menekan paru-paru.
Larangan atau Pantangan Penderita Kanker Payudara
Jika kita sudah terserang kanker payudara, kita harus menghindar atau mengurangi asupan konsumen beberapa jenis makanan. Karena adakalanya makanan atau minuman tertentu akan memacu pertumbuhan sel abnormal, termasuk kanker payudara. Ada diantaranya yang mengandung zat tumbuh yang jika diasup akan merangsang pembesaran kanker. Ada pula yang mengandung karsinogenik akibat proses pengawetan. Dan ada pula yang jika dikonsumsi akan mengurangi efek kerja obat dalam tubuh.
Beberapa makanan dan minuman yang dianjurkan untuk menghindari atau dikurangi konsumsinya :
  1. Tauge 2. Vetsin 3. Tape 4. Es 5. Cabai 6. kurangi garam 7. lengkeng 8. Alkohol 9. Nenas 10. sawi putih 11. Danging merah 12. Rokok 13. Nangka 14. Durian 15. Sof drink 16. kangkung 17. Ikan Asin.
Anjuran dalam masa pengobatan kanker payudara
Terdapat beberapa bahan makanan yang di anjurkan untuk  dikonsumsi secara rutin. Konsumsinya boleh hanya satu jenis bahan saja atau campuran dari beberapa bahan. Jika kita sedang terserang kanker payudara. Dianjurkan untuk meminum jus bahan-bahan makanan berikut, lakukan dua kali satu gelas tiap hari.
  1. Wortel 2. Lobak 3. Pisang Raja 4. Belimbing manis 5. Seledri 6. Brokoli 7. Kubis 8. Apel 9. Bawang Putih.
Minum juga susu kedelai setengah gelas, lakukan dua kali sehari, atau konsumsi selalu 100 gram tempe setiap hari.
Aneka Sayuran Hijau Pencegah Kanker :
  1. Buncis
  2. Daun singkong
  3. Kacang panjang
  4. Daun pepaya.
Menurut Dr. Vivi K.Tjahjadi, dari karyasari, obat untuk kanker payudara adalah rebusan sambiloto, kunir putih, rumput mutiara dan keladi tikus, diminumm pagi, siang, dan sore.
Ramuan ini jika diminum 12 hari, lambat laun rasa nyeri akan berangsur hilang dan benjolan juga hilang. Payudara akan kembali seperti semula tanpa rasa sakit. Dengan minum ramuan ini kanker payudara berpeluang benar-benar sembuh.

SADARI




SADARI











D. Patofisiologi.
Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogenik. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik,menahan pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilainan Dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinik dan ditunjang pemeriksaan penujang lainnya. Yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT- Scan, Scintigrafi dan lain-lain. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi. Sistem TNM yang diresiko mendasikan oleh UICC (internation Union Against Cancer dari WHO atau World Health Organization)/ AJCC (America Joint Commttee On Cancer yang disponsori oleh America Cancer Society dan America College of Surgeons).
Pada sistem TNM dinilai tiga faktor utama yaitu “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor,”N” yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, M dinilai baik secara klinik sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara penilaian TNM sebagai berikut Ë
* T (Tumor Size), ukuran tumor :
- TO = tidak ditemukan tumor primer.
- T 1 = Ukuran tumor 2 cm atau kurang.
- T2 = Ukuran tumor diameter antara 2-5 cm.
- T3 = Ukuran tumor diameter > 5 cm.
- T4 = ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan ke cil di kulit diluar tumor utama.
* N (Node), Kelenjar getah bening regional (kgb) :
- NO = Tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksila.
- N 1 = Ada metastasis ke kgb aksila yang masih dapat di gerakakn.
- N 2 = Ada metastasis ke kgb aksila yang sulit digerakkan
- N 3 = Ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavi cula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.
* M (metastasis) penyebaran jauh :
- Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai.
- MO : tidak terdapat metastasis jauh.
- M1 : terdapat metastasis jauh setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan di dapatkan stadium kanker sbb :
- Stadium  O   : TONO Mo
- Stadium  I     : TI No Mo
- Stadium II A            : ToNI Mo/TI NI Mo/T2 No Mo.
- Stadium II B : T2 NI Mo/ T3 No Mo.
- Stadium III A: TON2 Mo/ T1 N2 Mo/T2 N2 Mo/T3 NI Mo/ T2N2 Mo.
- Stadium III B : T4 No Mo/T4 Ni Mo/T4 N2 Mo.
- Stadium III C : Tiap T N3 Mo
- Stadium Iv : Tiap T- Tidup N-M1.

E. Penatalaksanaan
* Pendekatan Pentalaksanaan Kanker Payudara yang Terus Berubah
Perubahan dalam penatalaksanaan lokal kanker payudara mencerminkan pemahaman terbaru mengenai proses penyakit dan telah berubah dari pendekatan penatalaksanaan yang sesuai dengan mikrometastasis saat penyakit didiagnosis. Pendekatan Halsted beranggapan bahwa kanker payudara menyebar secara berurutan dan dengan arah sentrifugal dan bahwa tumor tumbuh setempat,menginifiltrasi noaan dan dengan arah sentrifugal dan bahwa tumor tumbuh setempat, menginifiltrasi nodus limfe regional secara langsung, dan kemudian meyebarketempat yang jauh.nodus limfe regional diduga berfungsi sebagai barier untuk penyebaran sel-sel tumor dan aliran darah dianggap hanya mempunyai makna kecil sebagai penyebaran tumor. Penatalaksanaan bedah kanker payudara yang dikembangkan oleh Halsted pada tahun 1893 mencerminkan anggapan ini. Halsted menerapkan mastektomi radikal- yaitu pengangkatan kedua otot pektoralis mayor dan pektoralis minor dan diseksi nodus aksilaris secara menyeluruh. Sayangnya, angka morbiditas dan mortalitas tidak membaik dengan prosedur ini.
Akhir-akhir ini, pengamatan klinik dan biologis menunjukkan bahwa metastasis mungkin sudah terjadi pada beberapa wanita saat didiagnosa sehingga kelangsungan hidup tidak dipengaruhi oleh pengobatan lokal. Pendekatan ini menyatakan bahwa bahwa tida ada pola beraturan dari penyebaran tumor, nodus limfe regional merupakan bareir yang tidak efektif, dan aliran darah merupakan rute metastasis yang penting. Perubahan dalam pendekatan terhadap penatalaksanaan kanker payudara ini menekankan pentingnya kemoterapi sistemik untuk membantu memperbaiki kelangsungan hidup keseluruhan.
Pada tahun 1990, The National Institute Of Health Consensus Development Conference On Breast Cancer mengeluarkan pernyataan ketiganya tentang penatalaksanaan kanker payudara. Di dasarkan pada hasil pengumpulan data diseluruh dunia, pembedahan yang menyelamatkan payudara (seperti lumpektomi) sejalan dengan terapi radiasi telah ditemukan sama efektif dengan mastektomi radikal yang dimodifikasi dalam mengontrol kanker setempat. Selain itu, rekomendasi pengobatan sistemik dengan kemoterapi didasarkan pada status menopause pasien dan adanya reseptor hormon. Bagi wanita pramenstruasi nodus limfe, kemoterapi ajurkan dengan jika wanita tersebut berisiko tinggi terhadap kekambuhan. Bagi wanita pascanopause tanpa keterlibatan nodus limfe, kemoterapi ajufan tidak dianjurkan deangan mengabaikan status reseptor hormonnya. Bagi wanita pramenopause dengan keterlibatan nodus limfe, kemoterapi ajufan dianjurkan. Pada wanita pascamenopause, terapi hormon dianjurkan jika wainta tersebut mempunyai tumor reseptor-estrogen (ER) positif.
Pada tahun 1991, The National Institute mengeluarkan kewaspadaan klinis yang mengubah rekomendasi dari Consensus Developemnt Statement,tahun 1990. kewaspadaan ini menyarankan bahwa semua wanita pra menopause-nodus negatif yang berisiko untuk mengalami kekambuhan penyakit harus diberikan kemoterapi ajupan. Kewaspadaan klinis ini dikeluarkan sebelum hasil percobaan klinis dipublikasikan, sehingga hal ini menciptakan kebingungan diantara praktisi dan juga pasien. Namun demikian, penatalaksanaaan kanker payudara terbaru didasarkan pada pengobatan lokal dan sistemik dan pada karakteristik individual pasien dan penyakitnya.
Keputusan mengenai pengobatan lokal baik dengan mastektomi atau bedah untuk menyelamatkan payudara dengan radiasi sangat beragam. Mastektomi masih dilakukan pada kebayakan kasus.
* Penatalaksanaan Keperawatan Pasien dengan Kanker Payudara Tahap Lanjut.
Pasien dengan kanker payudara tahap lanjut dipantau dengan ketat terhadap adanya tanda-tanda bahwa tumor terjadi kembali atau terjadi metastasis. Studi berikut terlah dilakukan dalam kasus kanker payudara yang tidak dapat dioperasi atau penyebaran meluas penyakit : serangan pemeriksaaan rontgen untuk metastatik (dada, tulang tengkorak, tulang panjang, dan pelvis); uji fungsi hepar; mammogram pada jaringan payudara yang masih tersisa;  dan pencitraan tulang, hepar, dan otak, pada setengah dari pasien yang mengalami kekambuhan penyakit, kanker timbul kembali pada nodus limfe setempat atau regional, dan pada seperempatnya, mengenai organ-organ lainnya. Penyebaran ketulang-tulang panggul, tulang belakang, iga, dan pelvis juga dapat terjadi.
Regresi atau peredaan gejala adalah tujuan keperawatan dan penatalaksaan medis, dengan kualitas masa hidup merupaka fokus penting intervensi keperawatan, mengkaji status fisik dan psikososial pasien merupakan tantangan bagi perawat. Informasi dari anggota keluarga dan orang terdekat adalah penting.
Pengobatan paliatif, jika diperlukan, juga merupakan aspek perawatan yang penting. Kenyamanan dan keberadaan bebas dari nyeri, bahkan bila penyakit tidak dapat dihilangkan sekalipun, dapat meningkatkan kualitas hidup yang tersisa. Pada pasien dengan metastasis tulang yang menyebabkan nyeri dan penurunan mobilitas, rumah rawat dan perawatan kesehatan di rumah mungkin menjadi indikasi untuk dilakukan. Pengaturan khusus untuk layanan ini direncanakan distres pasien. Ansietas berat dan depresi dapat terjadi. Cara penanganan berbeda dan bergantung pada kondisi pasien dan modalitas yang tersedia.
Penatalaksanaan
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara mengeluarkan terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar I minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambatan hormon.
Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.
Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyongkong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker diseluruh tubuh.

PENGKAJIAN PAYUDARA DAN KETIAK
Inspeksi
  1. Bantu pasien mengatur posisi duduk menghadap ke depan, telanjang dada dengan kedua lengan rileks di didi tubuh.
  2. Mulai inspeksi mengenai ukuran, bentuk dan kesietrisan payudara. Payudara normalnya melingkar dan agak simetris dan dapat didikripsikan kecil, sedang dan besar.
  3. Inspeksi kulit payudara mengenai warna, lesi, vaskularisasi dan udema.
  4. Inspeksi warna areola. Pada wanita hamil pada umumnya berwarna lebih gelap.
  5. Inspeksi payudara dan puting susu mengenai setiap adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi.
  6. Inspeksi puting susu mengenai setiap adanya keluaran, ulkus, pergerakan atau pembengkakan. Amati juga posisi kedua puting susu yang normalnya mempunyai arah yang sama.
  7. Innspeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui adanya pembengkakan atau tanda kemerahan-merahan.
 Palpasi
  1. Lakukan palpasi di sekeliling puting susu untuk mengetahui adanya keluaran. Bila ditemukan keluaran maka identifikasi keluaran tersbut mengenai sumber, jumlah, warna, konsistensi dan kaji terhadap adanya nyeri tekan.
  2. Palpasi daerah klavikula dan ketiak terutama pada area limfe nodi.
  3. Lakukan palpasi setiap payudara dengan tehnis bimanual terutama untuk payudara yang berunkuran besar dengan cara : Pertama tekankan telapak tangan anda/tiga jari tengah gerakan memutar terhapa dinding dada dari tepi menuju areola dan memutar searah jarum jam
  4. Lakukan palpasi payudara sebelahnya.
  5. Bila diperlukan pula pengkajian dengan posisi pasien supinasi dan diganjal bantal/ selimut dibawah bahunya.
Kelenjar susu










SADARIGambar : Struktur anatomi payudara











Gambar : Palpasi daerah klavikula dan ketiak
Diagnosa Ke- Pasien merasa tidak sempurna.perawatan
1. Data Fokus
a. Data Subjektif :
1. Pasien merasa semakin hari benjolan payudara sebelah kirinya semakin besar.
2. Pasien merasa malu akan payudaranya yang tidak normal.
3. Pasien merasa minder akan payudaranya yang tidak normal.
b. Data objektif :
1. Pasien menderita kanker payudara sejak 2 tahun yang lalu.
2. Pasien jarang keluar rumah karena takut.
3. Pasien merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang perempuan.

2. Analisa Data
Symptom
Problem
Etiologi
Ds :
- Pasien merasa semakin hari benjolan payudara sebelah kirinya semakin besar.
Do :
- Pasien merasa malu akan payudaranya yang tidak normal
Cemas
Perubahan dataan status kesehatan, status peran, pola interaksi fungsi peran, lingkaran.
Ds :
- Pasien merasa semakin hari benjolan payudara sebelah kirinya semakin besar.
Do :
- Pasien menderita kanker payudara sejak 2 tahun yang lalu.
Koping tidak efektif
Diagnosa kanker
Ds :
- Pasien merasa semakin hari benjolan payudara sebelah kirinya semakin besar.
Do :
- Pasien menderita kanker payudara sejak 2 tahun yang lalu.
- Pasien merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang perempuan.
Kurang pengeatahuan tentang kanker padayudara dan pilihan pengobatan
Kurang paparan sumber informasi.

Ds :
- Pasien merasa semakin hari benjolan payudara sebelah kirinya semakin besar.
Do :
- Pasien menderita kanker payudara sejak 2 tahun yang lalu lagi sebagai seorang perempuan.

Harga diri rendah situasional
Gangguan gambaran diri.
Ds :
- Pasien merasa semakin hari benjolan payudara sebelah kirinya semakin besar.
- Pasien merasa minder akan payudaranya yang tidak normal
Do :
- Pasien menderita kanker payudara sejak 2 tahun yang lalu lagi sebagai seorang perempuan.
- Pasien merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang perempuan.

Nyeri akut
Agen cedera kimia (proses kanker)

Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah.
  1. Cemas berhubungan dengan perubahan status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran dan lingkungan.
  2. Koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosa kanker
  3. Kurang pengetahuan tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi.
  4. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri
  5. Nyeri akut berhubungan dengan agencedera kimia (proses kanker)

NOC dan NIC
Waktu

No
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
Tgl
Jam
Dx




1.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......x24 jam. Perasaan cemas pasien akan berkurang, dengan kriteria : anxiety Control (1402)
140201 Pantau intensitas cemas
140202 Eliminasi tanda cemas.
140203 Mengurangi rangsangan lingkungan ketika cemas.
140204 Mencari informasi yang menguragi cemas
140207 Menggunakan teknik relawan untuk mengurango cemas

-          Anxiety Reduction (5820)
-          Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan.
-          Dampingi pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi takut.
-          Identifikasi kapan tingkat kecematan berkurang.
-          Bantu pasien untuk menidentifikasi situasi yang mencetuskan cemas.
-          Dukung penggunaan mekanisme defansif, bila diperlukan.
-          Instruksikan pasien tentang pengunaan teknik relaksasi.


2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......x24 jam. Pola koping pasien akan efektif dengan kriteria :
Coping (1302)
130202 Mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif.
130201 Mengidentifikasi pola koping yang efektif
130206 Mencari informasi tentang penyakit dan pengobatan.
130207 Memodifikasi gaya hidup, sesuai dengan kebutuhan..
130211 Mengidentifikasi berbagai strategi koping
130212 Menggunakan strategi koping yang efektif.


-          Coping Enhancement (5230)
-          Nilai dampak dari situasi kehidupan pasien terhadap peran dan hubungannya dengan orang lain.
-          Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran proses penyakit.
-          Nilai dan diskusikan respons alternatif terhadap situasi.
-          Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan.
-          Dukung pengungkapan secara verbal tentang perasaan, persepsi, dan ketakutan



3.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......x24 jam. Pegetahuan tentang proses penyakit pasien akan bertambah dengan kriteria :
Knowledge : Disease Process (1803)
180301 mengenali dengan nama penyakit.
180302 mendeskripsikan dari proses penyakit
180304 mendeskripsikan suatu faktor risiko 180305 mendeskripsikan penyakit yang efektif
180306 mendeskripsikan tanda dan gejala
180309 mendeskripsikan komplikasi 
180310 mendeskripsikan tanda dan gejala komplikasi
Teaching : Disease Process (5602)
-          Deskripsikan tanda gejala dari penyakit secara umum, jika diperlukan.
-          Identifikasi kemungkinan penyebab,jika diperlukan.
-          Ajarkan pada pasien yang mana tanda dan gejala laporan pemeliharaan keperawatan kesehatan.
-          Berikan nomor telepon untuk menghubungi jika terjadi komplikasi.
-          Diskusikan terapi/pilih yang akan dilakukan.
-          Dukung pasien untuk memili pemeriksaan/mendapatkan pemeriksaan keduanya, jika diperlukan atau indikasi


4.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......x24 jam. Harga diri pasien akan meningkatm, dengan kriteria : Self-Esteen (1205)
120501 penerimaan diri secara verbal.
120502 penerimaan dari batasan diri.
120504 pemeliharaan dari kentak mata.
120507 komunikasi terbuka.
120508 pemeliharaan peran yang signifikasikan.
120506 memperhatikan orang lain.
120505 mendeskripsikan diri.
Self –Esteem Enhacemenet (5400)
-          Pantau pasien untuk mengidentifikasi kekuatan.
-          Percayakan pada pasien untuk mengatasi situasi.
-          Dukung pasien untuk menerima tantangan baru.
-          Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika diperlukan.
-          Kaji alasan-alasan untuk mengikritik atau menyalahkan diri.


5.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......x24 jam. Nyeri pada pasien dapat berkurang dengan kriteria :
Pain Level (2102)
210201 Laporan nyeri
210203 Frekuensi nyeri
210205 Ekspresi nyeri lisan
210206Ekspresi nyeri wajah
210207 Posisi tubuh melindungi
210208 Kegelisahan
210209 Ketegangan otot

Pain Management (1400)
-          Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan/daris, frekuensi, kualitas, intensitas atau keperahan nyeri, dan faktor presipitasinya.
-          Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup(Ex:tidur, nafsu makan,aktivitas, kognisi, mood, hubungan, kinerja, dan tanggungan jawab peran),
-          Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, seberapa lama akan berlangsung dari dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
-          Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat.
-          Beritau kepuasan pasien dengan penatalaksanaan nyeri pada interval yang spesifik.

PENHKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal terdiri dari otot, tulang, dan persendian. Kelengkapan pengkajian sistem ini bergantung pada kebutuhan pasien atau masalah kesehatannya. Sebelum mengkaji otot, tulang, dan persendian, secara umum pengkajian dimulai dengan mengamati ketegapan, gaya jalan, postur, serta tubuh pasien.
Sistem muskuloskeletal tersusun dari otot, tenden, ligamen, tulang, kartikago, persendian, dan bursa. Semua struktur ini bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gerakan skelet. Ada tiga jenis otot utama pada tubuuh manusia, yaituu otot dalam (otot polos), otot skelet (otot lurik), dan otot jantung. Otot akan berkembang bila serabut-serabut otot mengalami pembesaran. Kekuatan dan ukuran otot dipengarhui oleh aktivitas, gizi, jenis kelamin, dan genetika. Iendon merupakan jaringan ikat Fibrosa yang mengaitkan otot dengan periosteum (membran fibrosa yang menutupi tulang). Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang kuat dan padat yang mengikat antara satu tulang dengan tulang lain dan membantu tulang untuk bergerak.
Kartilago merupakan jaringan ikat yang tersusun pada substansi yang kuat. Kartilago berfungsi untuk menyokong dan memberikan bentuk pada beberapa bagian tubuh. Persendian nerupakan pertemuan antara dua atau lebih tulang. Setiap persendian mempunyai tingkatan rentang gerak yang bervariasi.
Bursa merupakan kantong cairan sinovial yang terletak pada lokasi gesekan di sekitar persendian antara tendon, ligamen, dan tulang. Bursa mempunyai peran dalam mengurangi tekanan pada struktur yang saling bersinggungan.

OTOT
  1. Lakukan inspeksi ukuran otot, misalnya pada lengan dan paha. Bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain serta amati ada dan tidaknya atrofi maupun hipertrofi.
  2. Bila didapatkan perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan menggunakan meteran.
  3. Amati otot dan tendon untuk mengetahui kemungkinan mengalami kontraktur yang ditunjukkan dengan malposisi suatu bagian tubuh.
  4. Amati otot untuk mengetahui kemungkinan terjadi kontraksi abnormal dan tremor.
  5. Lakukan palpasi otot pada saat istirahat untuk mengetahui tonus otot.
  6. Lakukan palpasi otot pada saat pasien bergerak secara ektif dan pasif untuk mengetahui adanya kelemahan (Flaksiditas), kontraksi tiba-tiba secara involunter (spastisitas), dan kehalusan gerakan.
  7. Uji kekuatan otot dengan cara menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa serta bandingkan kekuatan otot anggota gerak kanan dan anggota gerak kiri. Kekuatan otot juga dapat di uni dengan cara meminta pasien menggerakan anggot tubuh secara bervariasi (mis., menggerakakan anggota tubuh secara bervariasi (mis., menggerakan kepala atau lengan)). Normalnya pasien dapat menggerkkan anggota tubuh ke arah horizontal gravitasi.
  8. Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi tahanan secara resisten. Secara normal kekuatan otot di nilai dalam 5 tingkatan gradasi seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel : Tingkatan gradasi kekuatan otot.

Skala
Kenormalan kekuatan (%)
Ciri
O
O
Parasilis total
1
10
Tidak ada gerakan, teraba/ terlihat adanya kontraksi otot.
2
25
Grakan otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan.
3
50
Gerakan normal menentang gravitasi
4
75
Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit tahanan
5
100
Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh

TULANG
  1. Amati kenormalan susunan tulang dan deformitas.
  2. Lakukan palpasi tulang untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan.
  3. Amati keadan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan.
PERSENDIAN
  1. Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya gangguan persendian.
  2. Lakukan palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, krepitasi, dan nodular.
  3. Kaji rentang gerak persendian (range of motion)
  4. Catat hasil pemeriksaan.


 

















DAFTAR PUSTAKA

-          Smeltzar, Suzanne.C.2001, Buku Ajar Kerepawatan Medikal Bedah Vol. 2.EGC ; Jakarta
-          Smeltzar, Suzanne.C.2001, Buku Ajar Kerepawatan Medikal Bedah Vol. 3.EGC ; Jakarta
-          Mansjoer, Arif dkk.2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1. universitas Indonesia ; Jakarta
-          Http// www.medicastore.com.
-          Priharjo, robert.2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. EGC. Jakarta.



0 komentar:

Post a Comment

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

SEMOGA BERMANFAAT BUAT PEMBACA

Text Widget