Sunday 3 May 2015

   BIODATA PROFIL BIOGRAFI WAYAN KUSUMA   




Nama Lahir : I Wayan Kusuma Jaya 

Nama Lain : Kusuma

Tempat Lahir : Argamakmur, Bengkulu Utara

Tanggal Lahir : 30 Maret 1993

Kebangsaan : Indonesia

Pekerjaan : Wirausaha |
Penulis

Orang tua : Made Widiarse (ayah) | Ketut Sulendri (ibu)

Akun Twitter : wkusuma19

Situs resmi : http://sumber93.blogspot.com/





   BIOGRAFI LENGKAP Wayan Kusuma   

Profil dan Biografi Wayan Kusuma merupakan seorang Mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Nama asli dari Wayan Kusuma adalah I Wayan Kusuma Jaya. Dia lebih kenal dengan nama Wayan Kusuma. Keahliannya dalam merangkai kata-kata bijak membuat daya tarik tersendiri bagi pria kelahiran Bengkulu ini. Wayan Kusuma lahir pada tanggal 30 Maret 1993. Beliau menempuh Pendikan Pertama Kali di SD 1 BanjarAsem Singaraja Bali Setelah naik kelas 2 SD Beliau pindah ke Bengkulu pada tahun 2000 menyelesaikan Sekolah dasar di SD 1 Pkiyaring Bengkulu tengah setelah itu melanjutkan SLTP atau SMP di SMP N 1 Pasar Pedati Bengkulu Tengah pada tahun 2009 lulus di SMP N 1 Setelah itu beliau melanjutkan Pendidikan di SMA 1 Pondok Kelapa Bengkulu Tengah yang telah di ganti dengan SMA 3 Benteng Setelah Selesai Pendidikan di SMA pada tahun 2012 dan melanjutkan studi lanjut di UNDIKSHA Singaraja Bali untuk program S1 dengan mengambil Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Beliau lahir dari seorang ibu yang bernama Ketut Sulendri dan seorang ayah yang bernama Made Widiarse. Demikaian Biografi dari saya Semoga bermanfaat
Sakit bila aku
JodohMu Itu Aku
mendegarmu seperti itu
Sedih melihatmu seperti itu
Andai saja sakit yang kau rasakan
Bisa membagi rasa yang kau alami
Aku akan rela melakukan apa saja yang kau inginkan

Aku yakin taktir akan menjawabnya
Jika aku memang jodohmu
Takdir akan datang bersama kita
dan ku pasti akan memilikimu
dan apa bila jodoh pasti akan bertemu


By: Wayan Kusuma
Menunggu adalah hal yang amat rumit di ungkapkan
hal yang rumit ini membuat batinku
Ingin memberontak
Menendang dada yang sesak
Menunggu Hal Yang Tak Pasti

Membuat air mata jatuh di dalam hati
Inginrasanya aku merobek semua badanku
Membakar tubuh ini hingga tak berbentuk lagi
Sungguh hina diri ini

Hingga aku lelah menagis
Hingga aku lelah menanti
Lalu kau katakan

Aku takan kembali
Kau katakan Jagan Menagis
Sakit.......Sakit ................ Sungguh Sakit
Kata-kata dari mu

Dan Akhirnya Engkau tiada dengan damai


By: Wayan Kusuma
PERPISAHAN TERAKHIR

Sesungguhnya ku tak rela 
cinta tak harus menunggu tetapi kejar sampai kau dapatkan 
bila engkau melupakan 
semua kenangan yang ada 
sewaktu kita bersama 

apa hanya sebatas itu cintamu padaku
rapuh....sunguh rapuh perasaanmu 
membuat ku semakin tersiksa olehmu 
semuanya telah ku berikan 
semuanya telah korbankan
tapi mungkin ini yang engkau mau 

aku hanaya bisa berkata selamat jalan sayang
semoga engkau bahagia di alam sana 
aku akan mendoakanmu disini 
maafkan aku yang telah membuatmu 
seperti ini (bahagiamu bahagiaku)


one to you 

Cara mudah mendapatkan uang yang banyak dan BONUS yang berlimpah
cara nya mudah kalian hanya cukup ikut atau gabung bersama kami disini
kalian hanya butuh klik oriflame dengan ikut ini kalian bisa melebihi gaji PNS loh











dah banyak terbukti lo kalo gx percaya cari aja sitisnya biar kalian lebih percya lagi
teman gua aja baru 3 bualan kerja dah dapat gaji 4juta belum bonus dan hasil penjualan dari  oriflame wah enak dah pokoknya, kalian banya member kalian bisa jalan-jalan keluar negeri dah gratis lo dan kesempatan mendapatkan mobil juga.
hmmmmm tunggu apa lagi sop
buruan daftar ama gua
lo tinggal coment aja di blog gua nih tar gua berhubungan lewat
gmail
buruan semakin hari makin banyak yang daftar
contoh orang yang sukses di  oriflame
































TERIMAKASIH  ORIFLAME
BAB I
PENDAHULUAN
                                 
1.1  Latar belakang
Dewasa ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sudah semakin maju. Banyak pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah untuk bisa memajukan atau mengikuti perkembangan IPTEK tersebut. Perubahan yang dilakukan dibuat sedemikian rupa agar terjadi perubahan dan peningkatan kualitas dari sumber daya manusia.
Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tentu harus bisa mendapatkan atau membuat bibit yang baik. Hanya berbekal pengetahuan saja, seorang manusia itu tidak akan bisa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Jadi perlu diimbangi dengan pemberian pendidikan-pendidikan yang nantinya dapat mengimbangi dan mengiringi pengetahuan-pengetahuan atau ilmu-ilmu yang diperoleh oleh manusia itu sendiri.
Sebagai seorang mahasiswa yang bergelut di bidang olahraga yang mana merupakan calon guru bagi anak didiknya kelak, tentunya memiliki tanggung jawab yang besar. Dimana selain menguasai semua mata pelajaran di suatu Sekolah guru harus bisa mengajarkan dan mentransferkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki.
Mengajarkan atau memberikan ilmu pendidikan jasmani kepada anak didik itu sangat penting. Dengan memberikan pendidikan jasmani kepada anak didik, anak tersebut akan terbantu dalam memperoleh peningkatan kemampuan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak. Pemberian pendidikan jasmani kepada anak didik sangat penting, karena tujuannya berada dalam lingkup perkembangan fisik, gerak, mental, dan social anak didik tersebut. Sehingga harapan bangsa dan Negara yang ingin mencetak SDM yang berkualitas bisa dicapai.
Untuk pemberian materi tentang pendidikan jasmani di di suatu sekolah tidak terlalu berat, peserta didik cukup diberikan olahraga yang berupa permainan. Banyak jenis permainan yang bisa diberikan di sekolah, seperti permainan tradisional. Karena dengan memberikan permainan-permainan tradisional ini, secara tidak langsung kita melestarikan budaya-budaya yang kita miliki kepada generasi selanjutnya.
Untuk di daerah Bali sendiri terdapat berbagai macam jenis permainan tradisional. Setiap daerah memiliki permainan tradisional tersendiri. Ada beberapa daerah yang memiliki permainan tradisional yang sama, hanya saja yang membedakannya adalah nama dari permainan tersebut. Salah satu permainan tradisional di Daerah Klungkung adalah Bedut-bedutan. Oleh karena itu dalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas dan menjelaskan mengenai permainan tradisional daerah Klungkung yaitu Bedut-bedutan.

1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.2.1        Apa pengertian dari permainan bedut-bedutan?
1.2.2        Apa saja sarana dan prasarana permainan bedut-bedutan?
1.2.3        Apa saja komponen aktifitas fisik yang menonjol dalam permainan bedut-bedutan?
1.2.4        Bagaimana sejarah permainan bedut-bedutan?
1.2.5        Bagaimana teknik pelaksanaan permainan bedut-bedutan?
1.2.6        Bagaimana hubungan permainan bedut-bedutan dengan olahraga prestasi?

1.3  Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas dapat di uraikan kembali tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1.3.1        Untuk mengetahui pengertian dari permainan bedut-bedutan.
1.3.2        Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam permainan bedut-bedutan.
1.3.3        Untuk mengetahui apa saja komponen aktifitas fisik yang menonjol dalam permainan bedut-bedutan.
1.3.4        Untuk mengetahui bagaimana sejarah dari permainan bedut-bedutan.
1.3.5        Untuk mengetahui  bagaimana teknik pelaksanaan permainan bedut-bedutan.
1.3.6        Untuk mengetahui bagaimana hubungan permainan bedut-bedutan dengan olahraga prestasi.

1.4  Manfaat
            Setelah pembuatan makalah ini, penulis berharap hasil pembuatan makalah ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.4.1        Manfaat teoritis
            Secara teoritis makalah ini bermanfaat dalam memberikan suatu informasi di bidang ilmu pengetahuan, terutama bidang olahraga permainan yang dikaitkan dengan olahraga permainan tradisional bedut-bedutan.
1.4.2        Manfaat praktis
1)                  Memberikan salah satu contoh permainan tradisional dari Daerah Bali khususnya Daerah klungkung berupa permainan bedut-bedutan.
2)                  Dapat dijadikan tambahan informasi terhadap kepentingan di bidang olahraga permainan tradisional.
3)                  Bagi penulis, diharapkan menjadi acuan untuk pebulisan makalah selanjutnya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah permainan bedut-bedutan
Dalam berbagai macam jenis permainan tradisional, Indonesia yang merupakan Negara dengan julukan Negara Seribu Pulau tentunya memiliki banyak jenis permainan tradisional. Untuk di Provinsi Bali saja permainan tradisional yang ada cukup banyak. Salah satu daerah di Provinsi Bali yaitu Klungkung. Dari Daerah Klungkung ada beberapa permainan tradisional, salah satunya yaitu permainan bedut-bedutan.
Berhubungan dengan sejarah permainan bedut-bedutan, tidak satupun dari narasumber yang memberikan kepastian kapan permainan pertama kali dimulai serta asal-usulnya. Ada yang mengatakan permainan ini dikenal dan dimainkan sekitar tahun lima puluhan. Di beberapa tempat dan kabupaten diluar klungkung rupanya tidak ada yang tahu. Narasumber di Klungkung yang belum pasti tahu sangat sulit untuk menemuinya.

2.2  Pemain
Pemain terdiri dari dua grup yang masing-masing terdiri dari 4 sampai 6 orang baik putra maupun putrid atau campuran. Pemain umumnya berusia sekitar 10 sampai 14 tahun. Kadang-kadang dilakukan juga oleh yang berusia lebih muda ataupun lebih dewasa.

2.3  Sarana dan prasarana
2.3.1        Sarana
Berikut sarana dari permainan bedut-bedutan yaitu: anggota kelompok masing-masing terdiri dari  4 sampai 6 orang tanpa pimpinan kelompok atau kapten. Mereka mengatur diri mereka masing-masing untuk kepentingan kelompoknya. Pakaian sehari-hari, tidak memiliki perbedaan uniform yang jelas. Bola yang dipakai membedut atau melempar adalah bola tenis yang sudah tidak dipakai lagi alias sudah gundul. Pada mulanya dipakai bola yang lebih besar dari bola tenis, ukuran dan bahannya yang pasti tidak ada yang menegetahuinya.
2.3.2        Prasarana
Lapangan yang dipakai tidak mempunyai ukuran yang pasti. Yang jelas dikatakan mempunyai ukuran lebih kecil sedikit dari lapangan bola voli. Oleh karena itu, permainan ini dilakukan dilapangan khusus.

2.4  Pelaksanaan permainan
2.4.1        Peraturan
Bila lapangan sudah tersedia, anggota kelompok diharuskan berdiri berhadap-hadapan pada garis bagian tepi belakang berhadap-hadapan. Kemudian salah satu wakil kelompok melakukan sut untuk menentukan siapa yang melempar (membedut) lawannya diseberang. Yang membedut tidak boleh maju mendekat atau meninggalkan garis belakang, harus tetap ditempat, hanya melempar dengan kekuatan tangan satu sasaran yang ada dihadapannya. Begitu pula yang dibedut atau dilempar tidak boleh meninggalkan garis tapi boleh menghindari lemparan dengan membungkuk ditempat. Yang menjadi sasaran boleh menangkap bola yang dilemparkan kepadanya, dan apabila bola tertangkap musuh yang melempar berarti mati alias keluar lapangan permainan. Bagi yang kena lempar dia harus keluar meninggalkan lapangan permainan. Lemparan dilakukan silih berganti.
2.4.2        Jalannya Permainan
Yang menang sut melempar pertama dari kelompok yang diwakili. Sebut saja yang melempar dari kelompok I adalah si A. Bila si A melempar dengan bola yang diarahkan ke kelompok II dan mengenai si C maka si C harus keluar meninggalkan lapangan. Tapi si C dari kelompok II dapat menangkap bola yang dilempar si A dari kelompok I berarti si A harus keluar lapangan. Begitu seterusnya sampai salah satu kelompok anggotanya habis semua meninggalkan lapangan dan dinyatakan kalah.


2.4.3        Wasit
Mereka semua menjadi wasit oleh karena itu tidak diperlukan wasit yang khusus. Sekali lagi kejujuran dalam permainan semacam ini benar-benar ditegakkan dengan baik.

2.5  Komponen aktifitas fisik yang menonjol
Komponen aktifitas fisik yang menonjol disini adalah kekuatan tangan untuk melempar dengan keras sehingga sasaran sulit untuk menghindar. Kecepatan atau “accuracy amat dibutuhkan untuk mengetahui sasaran. Dilain pihak juga dituntut kecepatan dan kelincahan untuk menghindari lemparan. Kemungkinan cedera dalam permainan ini hamper tidak ada.

2.6  Hubungan dengan olahraga prestasi
Hubungan permainan bedut-bedutan dengan olahraga prestasi bisa dikembanhkan untuk olahraga pantai. Permainan ini sedikit menyamai permainan lemparan telur mentah antara dua kelompok yang biasanya dilaksanakan di pantai yang setiap lemparan jaraknya makin lama makin jauh. Bila telur yang ditangkap pecah, yang besangkutan harus keluar permainan. Mungkin perlu beberapa modifikasi baik lapangan permainan maupun peraturan permainan.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari uraian tersebut di atas, yaitu permainan bedut-bedutan merupakan salah satu permainan tradisional di Provinsi Bali Khusunya Daerah Klungkung, walaupun belum ada kepastian yang jelas dimana dan kapan permainan ini dimulai. Menurut sumber yang diteriman permainan ini sudah ada semenjak tahun lima puluhan.

3.2 Saran

Saran dari saya kepada seluruh pembaca adalah agar para pembaca dapat memahami tentang permainan tradisional khusunya permainan bedut-bedutan serta dapat menjadi tambahan informasi bagi bidang olahraga tradisional.

TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI SEBAGAI TOMBAK  DALAM PENCAPAIAN MAHASISWA YANG BERKUALITAS

          Hidup itu berawal dari mimpi itulah sambutan yang bisa penulis ucapkan,dari sejak kecil saya sudah bermimpi untuk jadi orang yang di kenal oleh banyak orang dan menjadi contoh oleh banyak orang.Menjadi mahasiswa di Uneversitas yang terkenal dan Negeri  merupakan mimpi banyak orang,tetapi terkadang mimpi itu susah di raih.Saya sangat bersyukur menjadi Mahasiswa di perguruan tinggi Undiksha. Saya berharap saya dapat menjadi mahasiswa yang baik. Salah satu syarat menjadi mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang berhasil menjalankan tridharma perguruan tinggi.pada saat skolah sd tidak pernah dengar kata-kata tri dharma yang sering saya dengar yaitu tri satya  materi dalam di pramuka itu kalau dasa dharma baru ada.coba kita lihat apa sih arti dari kata tri:tiga dharma:kebaiakn jadi pengertian Tridharma berarti tiga kewajiban yang harus dilakukan dan dijalankan. Sedangkan secara terminology, Tridharma berarti tiga kewajiban yang harus dijalankan dalam rangka mengembangkan budi pekerti luhur, memberi pengalaman praktis yang mendoronng kepada pelakunya untuk menemukan, mematuhi, menghayati system dan nilai yang berkaitan erat dengan masyarakat sedangkan Tri dharma perguruan tinggi adalah salah satu dasar sebagai  tanggung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama, serta harus disadari betul oleh semua mahasiswa agar dapat tercipta mahasiswa yang sadar akan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Upaya untuk mewujudkan peran Perguruan Tinggi sebagai tanggung jawab mahasiswa, maka dapat dilakukan beberapa usaha untuk merangsang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah kebebasan mimbar di kampus. Kebebasan mimbar dapat dilakukan sekarang ini dalam kegiatan di Perguruan Tinggi karena rantai besi yang selama rezim Orde Baru berkuasa telah terlepas, sehingga mahasiswa tidak perlu takut untuk menyampaikan aspirasinya.

Kebebasan mimbar ini diupayakan sebagai salah satu usaha dalam merangsang kepekaan mahasiswa. Dalam kehidupan di kampus, pemanfaatan mimbar ilmiah dalam meningkatkan kepekaan mahasiswa adalah tidak terlepas dari karakter khas dan fungsi Perguruan Tinggi itu sendiri yaitu membentuk insan akademik intelektual yang dapat mempertanggungjawabkan kualitas keilmuannya dan membentuk insan akademis yang mengabdi kepada masyarakat. Sehingga dapat diperoleh manfaat dari kegiatan mimbar ilmiah tersebut, yaitu untuk merangsang kepekaan kualitas intelektual mahasiswa, dan untuk merangasang kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya (masyarakat).
Upaya aplikasi kebebasan mimbar ini harus didukung oleh semua komponen yang ada Perguruan Tinggi baik itu mahasiswa maupun birokrat kampus sebagai pemegang kebijakan. Selain itu kebebasan mimbar juga harus didukung oleh kebebasan belajar dan kebebasan komunikasi.
Mari kita melihat isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah:

. 1. Pendidikan dan Pengajaran
       Pengertian pendidikan dan pengajaran disini adalah dalam rangka menerusakan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer
of knowledge ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan melaui penelitian oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Dalam pendidikan tinggi dinegara kita dikenal dengan istialh strata, mulai dari strata satu(S-1) yaitu merupakan pendidikan program sarjana, strata dua(S-2) merupakan program magister dan strata tiga (S-3) yaitu pendidikan doktor dalam sutau disiplin ilmu,serta pendidikan jalur vokasional/non gelar(diploma). Atau boleh di katakan Pendidikan merupakan suatu proses memfasilitasi peserta didik dengan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pengembangkan dan peningkatkan kompetensi di bidang akademik dan non-akademik sehingga tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, bermoral, dan berguna tidak hanya bagi dirinya namun juga masyarakat secara luas. Satu hal yang turut disesalkan dari pandangan masyarakat Indonesia mengenai  perguruan tinggi saat ini adalah pendidikan sangat erat dengan fasilitas. Fasilitas hebat seperti gedung perkuliahan yang mewah lengkap dengan kolam renang, arena futsal indoor dan banyak lagi fasilitas mewah yang lebih bersifat non akademik lainnya menjamin lulusan yang berkualitas pula. Semua itu belum sepenuhnya yang mempengaruhi akan mencetak lulusan yang berkualitas semua itu tergantung diri kita masing2 meskipun fasilitas lengkap tetapi tidak d gunakan dengan baik dan benar Cuma akan merugikan tetapi dengan adanya fasilitas yang lengkap  akan berpengaruh besar pada kemajuan pendidikan d Indonesia dan mendorong semangat yang lebih besar lagi.

2. Penelitian dan pengembangan

      Kegiatan penelitain dan pengembangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penelitain,m aka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian ini tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus dilihat keterkaitannya dalam pembangunan dalam arti luas. artinya penelitain tidak semata-mata hanya untuk hal yang diperlukan atau langsung dapat digunakan oleh masyarakat pada saat itu saja,akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi kemasa depan. Dengan kata lain penelitian dipergurun tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja,tetapi juga sekaligus melaksanakn penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang dan adalah suatu proses pencarian sebuah pengetahuan atau investigasi yang sistematis mengenai suatu hal untuk membentuk suatu fakta. Tujuan utama dari penelitian adalah menemukan, menafsirkan, dan mengembangan suatu metode dan sistem untuk kemajuan pengetahuan manusia dalam berbagai hal ilmiah dari dunia kita dan alam semesta. Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah, namun tidak harus.
Apabila peserta didik telah mendapatkan pendidikan dan melakukan penelitian selama mengenyam proses pendidikan tersebut, diharapkan mereka dapat mengabdikan ilmu dan pengetahuan yang mereka peroleh kepada masyarakat secara luas.
Melihat tri dharma pendidikan tinggi Indonesia tersebut tampaklah gambaran besar bahwa pendidikan tinggi di Indonesia lebih mengarahkan peserta didik ke arah penelitian yang diharapkan melalui temuan-temuannya di lapangan mampu diaplikasikan ke masyarakat secara luas.



3. Pengabdian pada masyarakat

      Dharma pengabdian pada masyarakat harus diartiakan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khususnya sebagi hasil dari berbagai penelitian.Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersiafat konkrit dan langsung dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatif pendek. Aktivitas ini dapat dilakukan atas inisiatif individu atau kelompok anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat maupun terhadap inisiatif perguruan tinggi yang bersangkutan yang bersifat nonprofit(Tidak mencari keuntungan). Dengan aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari masyarakat ke perguruan tinggi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.

     Ketiga faktor ini erat hubungannya, sebab penelitian harus menjunjung tinggi kedua dharma yang lain. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil pendidikan dan penelitian itu hendaknya diterapkan melalui Pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
Melihat semua tentang tri dharma perguruan tinggi memiliki misi yang harus terwujud yaitu sebagai tempat proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya, agar dengan demikian proses alih generasi juga diikuti dengan proses alih ilmu pengetahuan dalam arti luas. Kemudian untuk menghindari stagnasi ilmu pengetahuan yang berorientasi pada tuntutan zaman, maka dalam proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan membutuhkan pengembangan konsep atau teori ke arah konsep atau teori yang lebih baik. Usaha pengembangan teori atau konsep dilaksanakan secara sistematis dan melalui prosedur ilmiah, kegiatan ini disebut penelitian.
Berdasarkan missi yang diembannya maka dapat dikatakan bahwa Perguruan Tinggi mempunyai dua peran, yaitu sebagai lembaga kajian dan sebagai lembaga layanan. Sebagai lembaga kajian maka Perguruan Tinggi mengembangkan ilmu sebagai proses, sedangkan perannya sebagai lembaga layanan menghasilkan ilmu sebagai produk.
Dalam posisi sebagai lembaga kajian dan lembaga layanan maka Perguruan Tinggi berfungsi sebagai konseptor, dinamisator dan evaluator pembangunan masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

      Fungsi konseptor terwujud melalui produk ilmiah yang dihasilkannya. Melalui serangkaian tindakan imiah yang dilaksanakan, Perguruan Tinggi hendaknya mampu memprediksi kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan, tetapi pada saat itu juga memiliki kemampuan menyusun suatu teori atau konsep yang dibutuhkan pada masa kini.
Fungsi dinamisator secara langsung terlihat pada lulusan Perguruan Tinggi yang terdiri dari tenaga ahli yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat berperan di dalam masyarakatnya. Sehingga tenaga-tenaga ahli tersebut dapat berperan sebagai dinamisator dalam laju pembangunan masyarakat. Banyaknya tenaga ahli lulusan Perguruan Tinggi yang terlibat dalam gerak pembangunan dimungkinkan timbulnya pemikiran-pemikiran baru, langkah-langkah inovatif  yang konsepsional dan lahirnya aspirasi-aspirasi baru.

      Selanjutnya fungsi evaluator dilakukan bersama-sama oleh segenap warga sivitas akademika di dalam Perguruan Tinggi, melalui penelitian terhadap berbagai dampak pembangunan. Dengan pengertian yang lebih luas maka Perguruan Tinggi hendaknya mampu bertindak sebagai pelopor pembaharuan dan  modernisasi. Kemudian bersamaan dengan itu Perguruan Tinggi mampu pula bertindak sebagai agen perubahan sosial sekaligus sebagai pengawas sosial, sehingga dapat memberi warna terhadap arah laju perkembangan dan pembangunan masyarakat.

      kesimpulannya Seperti yang telah dijelaskan di atas, isi dari pada Tridharma Pengruruan Tinggi yakni: Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, ini berarti Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang diasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil pendidikan dan penelitian itu hendaknya diterapkan melalui Pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dan ketiganya harus saling bersinergi karena Tridharma merupakan fungsi Perguruan Tinggi yang Universal.



CINDERELLA

Once upon a time, there was a young girl named Cinderella. She lived with her step mother and two step sisters.
The step mother and sisters were conceited and bad tempered. They treated Cinderella very badly. Her step mother made Cinderella do the hardest works in the house; such as scrubbing the floor, cleaning the pot and pan and preparing the food for the family. The two step sisters, on the other hand, did not work about the house. Their mother gave them many handsome dresses to wear.
One day, the two step sister received an invitation to the ball that the king’s son was going to give at the palace. They were excited about this and spent so much time choosing the dresses they would wear. At last, the day of the ball came, and away went the sisters to it. Cinderella could not help crying after they had left. “Why are crying, Cinderella?” a voice asked. She looked up and saw her fairy godmother standing beside her, “because I want so much to go to the ball” said Cinderella. “Well” said the godmother,”you’ve been such a cheerful, hardworking, uncomplaining girl that I am going to see that you do go to the ball”.
Magically, the fairy godmother changed a pumpkin into a fine coach and mice into a coachman and two footmen. Her godmother tapped Cinderella’s raged dress with her wand, and it became a beautiful ball gown. Then she gave her a pair of pretty glass slippers. “Now, Cinderella”, she said; “You must leave before midnight”. Then away she drove in her beautiful coach.
Cinderella was having a wonderfully good time. She danced again and again with the king’s son.
Suddenly the clock began to strike twelve, she ran toward the door as quickly as she could. In her hurry, one of her glass slipper was left behind.
A few days later, the king’ son proclaimed that he would marry the girl whose feet fitted the glass slipper. Her step sisters tried on the slipper but it was too small for them, no matter how hard they squeezed their toes into it. In the end, the king’s page let Cinderella try on the slipper. She stuck out her foot and the page slipped the slipper on. It fitted perfectly.
Finally, she was driven to the palace. The king’s son was overjoyed to see her again. They were married and live happily ever after.
NARCISSUS

Once upon a time in Ancient Greece lived a young man called Narcissus,who was greatly admired, for he was very handsome. Narcissus was very proud of his perfect face and graceful body, and never lost the chance to look at his reflection in any sheet of water he happened to pass. He would lie for hours admiring his gleaming dark eyes,slender nose,slim hips and the mop of curly hair that crowned the perfect  oval of his face.
One day, Narcissus was walking close to a river where the clear waters mirrored his beautiful face. “ you are handsome,Narcissus!” he told himself as he bent down to admire his reflection. “There’s nobody so handsome in the whole world! I’d love to kiss you.”
Narcissus desired to kiss his own reflection and he leant closer to the water. But he lost his balance and toppled into the river. Narcissus could not swim and so he drowned. But when the gods discovered that the most beautiful being on earth had died, they decided that such beauty could not be forgotten.
The gods turned Narcissus into a scented flower which,to this day, blossoms in the mountains in spring, and which is still called Narcissus.



TIMUN EMAS
One night , while they wewe praying, Buto Ijo a giant with supranatural powers passed their house. He heard they pray. “ Don’t worry farmers . I can give you a child, But you have to give me that child when she is 17 years old.” Said Buto Ijo.
The farmers were so happy. They did not think about the risk of losing their child letter and agree to take the offer. Later, Buto Ijo gave them a bunch of cucumber seeds. The farmers planted them carefully. Then the seeds changed into plants. No longer after that, a big golden cucumber grew from plants. After it had ripe, the farmers picked and cut it. There were very surprised to see beautiful girl inside the cucumber.
They named her Timun Emas or Golden Cucumber. Years passed by and Timun Emas has changed into a beautiful girl. On her 17th birthday ,Timun Emas was very happy.
However, the parents were very sad. They knew they had to keep their promise to Buto Ijo the giant but they also did not want to lose their beloved daughter. “My daughter, take this bag. It can save you from the giant.” Said father. “What do you mean,father? I don’t understand ,” said Timun Emas.Right after that,Butto Ijo came into their house. “ Run Timun Emas, save your life!” said the mother. Buto Ijo was angry. He knew the farmers wanted to break their promise. He chased Timun Emas away. Buto Ijo was getting closer and closer. Timun Emas then opened the bag and threw a handful of salt. It became sea. Buto Ijo had to swim to cross the sea. Later Timun Emas threw some chilly. It became a jungle with trees. The trees had sharp thorns so they hurt Buto Ijo. However, he was still able to chase Timun Emas. Timun Emas took her third magic stuff. It was cucumber seeds. She threw them and became cucumber field. But Buto Ijo still could escape from the field. Then it was the last magic stuff she had in the bag. It wass a shrimp paste or terasi. She threw it and became a bis swamp. Buto Ijo was still trying to swim the swamp but he was very tired.
Then he was drowning and died.Timun Emas then immediately went home. The farmers were so happy that finally together.
SNOW WHITE


One upon a time there lived a little , named Snow White. She lived with her aunt and uncle because her parents were died.
One day she heard her aunt and uncle talking about leaving Snow White in the castle because they wanted to go to America and they didn’t have enough money to take Snow White with them.
Snow White didn’t want her uncle and aunt to do this. So she decided run away. The next morning she run away from home when her aunt and uncle were having breakfast. She run away into the wood.
In the wood she feld very tired and hungry. Then she saw this cottage. She knocked but no one answered so she went inside and felt asleep.
Meanwhile seven dwarfs were coming home from work. They went inside. There, they found Snow White woke up. She saw the dwarfs. The dwarfs said  “ what is your name?”. Snow White said “ my name is Snow White”. One of the dwarfs said “ If you wish, you may live here with us”. Snow White told the whole story about her. Then Snow White and seven dwarfs lived happily ever after.



The Fox and the Grapevine


One day a fox, feeling very hungry, was walking through a forest. As he was going along, thinking of what he could find to eat, he saw something out of the corner of his eye. He stopped and looked up. There , hanging from the branch of a tree, were some beautiful, ripe clusters of grapes. While he was standing there, looking up, he exclaimed, “ At last, I have my dinner! I can’t wait to get those sweet, juicy grapes in my mouth.
There was one problem, however. The fruit was on a grapevine rather high about the ground. The hungry fox didn’t think it was too high. So, he jumped up to try to reach the fruit.
Again and again he jumped. Each time, he leapt a little higher into the air, but not high enough to get the grapes. No matter how hard he tried, he was not able to do it. Finally, he sat down to rest.
While he was sitting there under the tree, the plump grapes looked so delicious that he could almost tasted them. So he decided to try again. After leaping two or three times, however, he realized that he was not jumping as high as he had done before. Feeling very tired, he sat down again, and after thinking for a moment, he decided to leave.
While he was walking away, feeling sorry for himself because he couldn’t get what he wanted, he stopped and looked back at the fruit once more. But finally he started on his way again, saying to himself, “ Who wants those grapes anyway?They look green. They’re probably very sour.”



NARRATIVE TEXT


Ø PURPOSE :
To amuse, entertain andto deal with actual or various experience in different ways. Narratives deal with problematic events which lead to crisis or turning point of some kind, which in turn finds 2 resolution.


Ø GENERIC STUCTURE :
1.     Orietation            : Sees the scene and introduces the participants
2.     Evaluation            : A stepping back to evaluate the plight.
3.     Complication       : A crisis arises.
4.     Resolution            : The crisis in resolved, for worse.
5.     Re-orientation
6.     Coda

Ø Language features
1.     Focus on specific and usually individualized participants.
2.     Use of material processes and in the text behavior and verbal processes.
3.     Use of retational processes and mental processes.
4.     Use of past tense. 




Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

SEMOGA BERMANFAAT BUAT PEMBACA

Text Widget