Sunday 17 May 2015

BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya kesehatan jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seseorang, pada tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi gangguan jiwa (Videbeck, 2008).
WHO (1990) melaporkan dari 10 masalah kesehatan utama yang menyebabkan disabilitas, 5 diantaranya adalah masalah kesehatan jiwa yaitu; depresi (1), alkoholisme (4), ganguan bipolar (6), skizofrenia (9) dan obsesif kompulsif (10). Selain itu WHO memprediksikan pada tahun 2020 mendatang depresi akan menjadi penyakit urutan kedua dalam menimbulkan beban kesehatan. Besarnya masalah kesehatan mental di Indonesia tidak jauh berbeda. Prof. Askobat Gani (2005) menghitung bahwa beban penyakit gangguan jiwa mencapai 13.8% dari seluruh beban penyakit di Indonesia.
Jumlah individu yang mengalami gangguan jiwa sangat besar. Diperkirakan 30% penduduk mengalami berbagai bentuk masalah gangguan jiwa semasa kehidupannya, 10% diantaranya mengalami gangguan jiwa berat. Dengan populasi yang mencapai angka 238 juta jiwa, maka terdapat 66 juta penduduk Indonesia pernah mengalami gangguan jiwa. Jumlah orang yang terkena dampak meningkat sangat bermakna bila menghitung minimal 8 orang anggota keluarga dari penderita ikut terkena dampak dari gangguannya. Jelas gangguan jiwa di Indonesia berdampak pada lebih dari separuh penduduk. Dan keadaan seperti ini tidak dapat dibiarkan terus menerus.

Sebanyak 1 juta - 2 juta masyarakat Indonesia terdeteksi mengalami schizofrenia. Ironisnya, banyak orang yang tidak mengerti benar mengenai penyakit ini. Schizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa yang berkaitan dengan masalah medik. Penyakit ini sering kambuh dan mempengaruhi semua aspek kehidupan penderita
Psikosis sebagai salah satu gejala  gangguan jiwa berupa distorsi atau disorganisasi makro dari kapasitas mental seseorang yaitu, ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan kesukaran dalam kemampuan seseorang untuk berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari – hari. Salah satu gangguan psikosis adalah schizofrenia dimana schizofrenia itu sendiri adalah gangguan mental yang kompleks dan banyak aspek tentang schizofrenia sampai saat ini belum dapat dipahami sepenuhnya. Sebagai suatu sindrom, pendekatan schizofrenia harus dilakukan secara holistik salah satunya aspek farmakologi. Obatan obat antipsikotik dapat diberikan untuk mengatasi schizophrenia namun tentunya penggunaan obat antipsikotik pada pasien dapat memberik efek samping yaitu gangguan aktivitas motorik yang sering disebut gejala parkinzon, parkinzon merupakan gangguan motorik seperti kekakuan anggota gerak.
Mengingat kompleksnya gangguan schizofrenia, untuk mendapatkan hasil terapi yang optimal, klinikus perlu memperhatikan beberapa fase simptom gangguan schizofrenia, yaitu : fase prodromal, fase aktif dan fase residual.  Hasil akhir yang ingin dicapai adalah penderita schizofrenia dapat kembali berfungsi dalam bidang pekerjaan, sosial dan keluarga.

B.     TUJUAN
Tujuan menganalisa jurnal ini adalah untuk mengetahui tingkat kekambuhan pada pasien skizofrenia dalam kepatuhan pengobatan dengan menggunakan long acting injeksi antipsikotik sehingga nantinya perawat dapat mengaplikasikan dalam pengobatan untuk mencegah kekambuhan pada pasien skizofrenia.

BAB II
ANALISA JURNAL


A.    JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian ini adalah “Kepatuhan Pengobatan dengan Resep awal dari Long-Acting injeksi Antipsikotik Skizofrenia di Onset terbaru”. Dalam judul ini tidak dicantumkan tempat dan tahun penelitian. Menurut Arikunto (2006), Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup 5 komponen, komponen tersebut adalah sifat dan jenis penelitian, objek yang diteliti, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan tahun atau waktu terjadinya peristiwa.

B.     NAMA PENELITI
Annie Viala

C.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dalam jurnal terdapat latar belakang, dan tujuan penelitian, latar belakang  kurang sistematis sesuai dengan tata cara penulisan penelitian dari yang umum ke khusus. Dalam penelitian ini penulis tidak mencantumkan tempat melakukan penelitian.
Saran :
Sebaiknya penulis mencantumkan alasan mengapa melakukan penelitian seperti ini dan juga mencantumkan tempat dan waktu penelitian.
2.      Rumusan Masalah
Masalah penelitian yang disampaikan peneliti adalah Skizofrenia menjadi tetap penyakit kronis mengenai sekitar 1% dari populasi umum dunia. Pengobatan pada fase pertama umumnya menguntungkan 1-2tahun. Ketidakpatuhan pengobatan pada skizofrenia merupakan penyebab utama dari kambuh dan rehospitalisasi.

3.      Dampak masalah jika tidak teratasi
Relaps dan rehospitalisasi memperburuk prognosis pasien dengan skizofrenia, dampak pada pasien dan keluarga dan kualitas hidup dan meningkatkan biaya kesehatan langsung dan tidak langsung



4.      Tujuan penelitin
Untuk menyelidiki hasil dari penyakit untuk sebuah kepatuhan yang lebih baik dengan RLAI terintegrasi dalam pengobatan psikososial, khususnya jumlah rawat inap, dan juga kemungkinan reintegrasi professional kekeluargaan dan social.

5.      manfaat penelitian
Di dalam penelitian ini belum mencantumkan manfaat penelitian.
               Saran :
               Sebaiknya, peneliti mencantukan pihak-pihak yang mendapatkan manfaat dari penelitian secara detail, missal :
a.       Bagi Rumah Sakit Jiwa X
Mengetahui manfaat dari kepatuhan pengobatan dengan resep awal dari long acting injeksi antipsikotik skizofrenia di onset terbaru, sehingga dapat diaplikasikan di rumah sakit.
b.      Bagi peneliti
Menambah pengetahuan peneliti mengenai kepatuhan pengobatan dengan resep awal dari long acting injeksi antipsikotik skizofrenia di onset terbaru.
c.       Bagi peneliti lain
Menambah referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti dengan tema yang sama sehingga penelitian yang akan dilakukan lebih menyempurnakan penelitian yang ada.

6.      Ruang lingkup masalah
Kelemahan :
Di dalam jurnal penelitian ini tidak dicantumkana ruang lingkup masalah secara rinci yang meliputi : variabel, lokasi, waktu
Saran :
a.       Variabel :
kepatuhan pengobatan dengan resep awal dari long acting injeksi antipsikotik skizofrenia di onset terbaru.
b.      Responden :
Responden dalam penelitian ini adalah semua klien jiwa baik laki-laki dan perempuan minimal 18 tahun yang psikotik yang dirawat di ruang inap Rumah  X.
c.       Lokasi :
Di ruang rawat inap Rumah Sakit  X


7.      Keaslian Penelitian
Penulis tidak mencantumkan keaslian penelitian
Saran :
Sebaiknya penulis mencantumkan keaslian penelitian sebelumnya sebagai salah satu acuan dan perbandingan dengan penelitian lain.




BAB III
TINJAUAN PUSTAKA


A.    LANDASAN TEORI
Dalam jurnal tidak dicantumkan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan untuk menunjang teori yang akan digunakan dalam penelitian. Pemilihan tinjauan pustaka yang tepat dalam penelitian ini adalah teori tentang masing masing variable dalam penelitian. Jurnal ini sudah mencantumkan literature yang yang menunjang teori.
B.     KERANGKA TEORI DAN HEPOTESA
Dalam jurnal tidak ada kerangka teori dan serta tidak dicantumkan mengenai hipotesis penelitian. Sehingga jurnal belum dapat mendiskripsikan dengan jelas tentang dugaan dari hasil penelitian. Hal ini akan menyebabkan pembaca tidak dapat memahami konsep penelitian serta dugaan hasil penelitian yang dilakukan.
Saran :
1.      Sebaiknya tinajauan pustaka harus memuat semua teori mengenai penelitian yang akan dilakukan berdasarkan penelitian.
2.      Sebaiknya tinjauan pustaka yang digunakan mengikuti alur yang logis dan banyak mencerminkan review terhadap penelitian yang dilakukan.

Sebaiknya mencantumkan review secara kritis menelaah dan membandingkan hasil-hasil penelitian lain.


BAB III
METODE PENELITIAN


A.    JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah penelitian survey dengan metode kuantitatif, statistic deskriptif

B.     VARIABEL PENELITIAN
Pada penelitian ini tidak dicantumkan untuk variable penelitian, baik variable dependent dan variable independent.

C.    LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian tidak dicantumakan dalan jurnal

D.    POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah 120  pasien, data yang disajikan di sini berasal dari penelitian prosfektif naturalistic dari 120 pasien yang diobati dengan injeksi risperidone, dan sampel yang digunakan dalam penelitian sejumlah 25 pasien dirawat untuk pertama kalinya. Dalam jurnal tidak dicantumkan teknik pemilihan sampel penelitian. Namun dijelaskan bahwa sampel dipilih berdasarkan criteria inklusi dan ekslusi.

E.     DEFINISI OPERASIONAL
Peneliti belum mencantumkan definisi operasional yang merupakan batasan-batasan apa yang akan diteliti dan bagaimana cara menilainya dengan skala data

F.     INSTRUMEN DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dilakukan secara acak sesuai dengan criteria yang dijelaskan

G.    ANALISA DATA
Pada jurnal ini menggunakan analisis deskriptif yang hasilnya untuk data kuantitatif untuk semua pasien dengan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan tes wilcoxon signedrank.


        BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    PEMBAHASAN
Skizofrenia tetap menjadi penyakit kronis mengenai sekitar 1% dari populasi umum di dunia, walaupun respon terhadap pengobatan dalam fase awal evolusi umumnya menguntungkan, diperkirakan bahwa tingkat kepatuhan terhadap pengobatan 1 tahun setelah keluar dari rumah sakit hanya sekitar 50 %, dan 75% dalam dua tahun pertama pengobatan  Penyebabnya adalah multifaktorial: penolakan penyakit, efek samping obat, gangguan kognitif, komorbiditas terutama penyalahgunaan zat [3] dan juga dokter-pasien hubungan
Relaps dan rehospitalisations memperburuk prognosis pasien dengan skizofrenia, dampak kedua pasien dan families'insertion dan kualitas hidup, dan meningkatkan biaya kesehatan langsung dan tidak langsung.  Pengobatan dengan LAIAs, yang mendorong kepatuhan (kurang efek samping, stabilisasi tingkat obat), dapat mencegah risiko gangguan pengobatan yang merupakan penyebab utama kambuh dan rehospitalisation. Jenis pengobatan, digunakan sedini mungkin, sejak episode pertama skizofrenia, dapat memperbaiki prognosis jangka panjang, khususnya bila dikaitkan dengan metode reintegras dan interaktif menindaklanjuti menggunakan bunga injeksi bulanan atau dua bulan sekali. Tujuan dari penelitian kami adalah untuk menyajikan tindak lanjut dalam "kehidupan nyata" dari 25 pasien, rumah sakit untuk pertama kalinya, dikerjakan dengan RLAI terkait dengan metode reintegrasi dan multidisiplin tindak lanjut, setidaknya selama 18 bulan, untuk mengevaluasi dampak : 1/on kambuh dan tingkat rehospitalisation; kepatuhan pengobatan
Mengobati sedini mungkin, dari episode pertama jika mungkin, dapat mengurangi kambuh, jumlah dan durasi rawat inap, dan juga gejala kognitif, penyakit memburuk dan usaha bunuh diri, dan dengan demikian meningkatkan prognosis, dan biaya juga langsung dan tidak langsung, Long-acting antipsikotik injeksi menggabungkan kelebihan dari kedua antipsikotik baru (kemanjuran, gejala ekstrapiramidal lebih sedikit) dan perumusan long-acting mereka dapat mengurangi kambuh melalui kepatuhan pengobatan meningkat pada pasien dengan skizofrenia

B.     KELEBIHAN JURNAL PENELITIAN
Penelitian ini menambah wawasan tentang kepatuhan pengobatan dengan mengunakan Long-Acting injeksi Antipsikotik Skizofrenia secara awal akan menguntungkan bagi pasien dan keluarga dalam mencegah kekambuhan da rehospitalisasi pada pasien skizofenia.
C.    IMPLIKASI KEPERAWATAN
1.      Hasil dari penelitian jurnal dan analisis yang telah dilakukan diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan mengenai kepatuhan pengobatan pada skizofrenia untuk mencegah kekambuhan dengan long acting injeksi antispikotik.
2.      Perlunya peningkatan pengetahuan perawat tentang macem-macem pengobatan pada pasien psikotik dan kemampuan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa.
3.      Melibatkan psikologi dalam mempersiapkam dalam terapi yang diberikan pada klien untuk mencegah kekambuhan.
4.      Lakukan penelitian tentang hal-hal yang mempengaruhi tingkat kekambuhan pada klien psikotik.




BAB V
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Jurnal ini memberikan hasil penelitian sebagai berikut:
Menggunakan injeksi long acting antipsikotik sebagai terapi pengobatan awal dapat mengurangi tingkat kekambuhan dan meningkatkan prognosis dan harus dipertahankan dalam pengobatan jangka panjang skizofrenia. Fungsi tambahan yang bersangkutan adalah peningkatan motivasi mendorong kepatuhan dan aktif berpartisipasi dalam rencana keperawatan untuk pasien skizofrenia, kerabat, dan psikiater.

B.     SARAN
1.      Perlu adanya penelitian lanjutan dengan desain penelitian klinik acak tercontrol tersamar ganda, jumlah sampel yang besar, mengendalikan semua faktor perancu, dengan sampel yang lebih representatif, juga perlu membandingkan skizofrenia dengan psikoterapi jenis lain.
2.      Untuk petugas kesehatan/ perawat
Perawat dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai tindakan kolaborasi perawat dengan dokter dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan jiwa..
3.      Untuk peneliti berikutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian berikutnya.


0 komentar:

Post a Comment

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

SEMOGA BERMANFAAT BUAT PEMBACA

Text Widget