ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN DIAGNOSA LEUKIMIA LIMFOSITIK
AKUT
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Leukemia Limfositik Akut (LLA) paling sering menyerang
anak-anak di bawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden antara 3-4 tahun.
Penderita kebanyakan laki-laki dengan rasio 5:4 jika dibandingkan dengan
perempuan.
2. Riwayat Keperawatan
a.
Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan
menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit kepala.
b.
Riwayat Perawatan Sebelumnya
Riwayat kelahiran anak :
1)
Prenatal
2)
Natal
3)
Post natal
Riwayat
Tumbuh Kembang
Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada
masa pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan.
c.
Riwayat keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari
saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada kembar monozigot
(identik).
3. Kebutuhan Dasar
a.
Cairan : Terjadi deficit cairan
dan elektrolit karena muntah dan diare.
b.
Makanan : Biasanya terjadi mual,
muntah, anorexia ataupun alergi makanan. Berat badan menurun.
c.
Pola tidur : Mengalami gangguan
karena nyeri sendi.
d.
Aktivitas : Mengalami intoleransi
aktivitas karena kelemahan tubuh.
e.
Eliminasi : Pada umumnya diare,
dan nyeri tekan perianal.
4. Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umum tampak lemah
Kesadaran compos mentis, selama belum terjadi
komplikasi.
b.
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : dbn
Nadi : takikardi
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
c.
Pemeriksaan Kepala Leher
Rongga mulut
: apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan gusi
Konjungtiva
: anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP.
d.
Pemeriksaan Integumen
Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor
menurun jika terjadi dehidrasi.
e.
Pemeriksaan Dada dan Thorax
1)
Inspeksi bentuk thorax, adanya
retraksi intercostae.
2)
Auskultasi suara nafas, adakah
ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II,
dan III jika ada
3)
Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
4)
Perkusi untuk menentukan batas
jantung dan batas paru.
f.
Pemeriksaan Abdomen
1)
Inspeksi bentuk abdomen apakah
terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena, auskultasi peristaltic usus,
palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.
2)
Perkusi tanda asites bila ada.
g.
Pemeriksaan Ekstremitas
Adakah cyanosis kekuatan otot.
5. Informasi Lain
a.
Perangkat Diagnostik
1)
Temuan laboratorium berupa
perubahan hitung sel darah spesifik.
2)
Pemeriksaan sumsum tulang
memperlihatkan proliferasi klonal dan penimbunan sel darah.
b.
Penatalaksanaan
1)
Kemoterapi dengan banyak obat
2)
Antibiotik untuk mencegah infeksi
3)
Tranfusi untuk mengatasi anemia
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
1.
Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan :
a.
Tidak adekuatnya pertahanan
sekunder
b.
Gangguan kematangan sel darah
putih
c.
Peningkatan jumlah limfosit imatur
d.
Imunosupresi
e.
Penekanan sumsum tulang (efek
kemoterapi)
Hasil yang
Diharapkan :
Infeksi tidak terjadi
Rencana
tindakan :
a.
Tempatkan anak pada ruang khusus.
Batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional ;
Melindungi anak dari sumber potensial patogen / infeksi
b.
Berikan protocol untuk mencuci
tangan yang baik untuk semua staf petugas
Rasional :
mencegah kontaminasi silang / menurunkan risiko infeksi
c.
Awasi suhu. Perhatikan hubungan
antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan
dengan tachicardi, hiertensi
Rasional :
Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa tipe infeksi dan demam terjadi pada
kebanyakan pasien leukaemia.
d.
Dorong sering mengubah posisi,
napas dalam, batuk.
Rasional :
Mencegah statis secret pernapasan, menurunkan resiko atelektasisi/ pneumonia.
e.
Inspeksi membran mukosa mulut.
Bersihkan mulut secara periodic. Gnakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut.
Rasional :
Rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme patogen
f.
Awasi pemeriksaan laboratorium :
WBC, darah lengkap
Rasional :
Penurunan jumlah WBC normal / matur dapat diakibatkan oleh proses penyakit atau
kemoterapo.
g.
Berikan obat sesuai indikasi,
misalnya Antibiotik
Rasional :
Dapat diberikan secara profilaksis atau mengobati infeksi secara khusus.
h.
Hindari antipiretik yang
mengandung aspirin
Rasional :
aspirin dapat menyebabkan perdarahan lambung atau penurunan jumlah trombosit
lanjut
2.
Resiko tinggi kekurangan volume
cairan tubuh berhubungan dengan :
a.
Kehilangan berlebihan, mis ;
muntah, perdarahan
b.
Penurunan pemasukan cairan : mual,
anoreksia.
Hasil Yang Diharapkan :
Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV dbn,
stabil, nadi teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dbn.
Rencana Tindakan :
a.
Awasi masukan dan pengeluaran.
Hitung pengeluaran tak kasat mata dan keseimbangan cairan. Perhatikan penurunan
urine pada pemasukan adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH Urine.
Rasional :
Penurunan sirkulasi sekunder terhadap sel darah merah dan pencetusnya pada
tubulus ginjal dan / atau terjadinya batu ginjal (sehubungan dengan peningkatan
kadar asam urat) dapat menimbulkan retensi urine atau gagal ginjal.
b.
Timbang BB tiap hari.
Rasional :
Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal. Pemasukan lebih
dari keluaran dapat mengindikasikan memperburuk / obstruksi ginjal.
c.
Awasi TD dan frekuensi jantung
Rasional :
Perubahan dapat menunjukkan efek hipovolemik (perdarahan/dehidrasi)
d.
Inspeksi kulit / membran mukosa
untuk petike, area ekimotik, perhatikan perdarahan gusi, darah warn karat atau
samar pada feces atau urine; perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif.
Rasional :
Supresi sumsum dan produksi trombosit menempatkan pasien pada resiko perdarahan
spntan tak terkontrol.
e.
Evaluasi turgor kulit, pengiisian
kapiler dan kondisi umum membran mukosa.
Rasional :
Indikator langsung status cairan / dehidrasi.
f.
Implementasikan tindakan untuk
mencegah cedera jaringan / perdarahan, ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat
yang halus.
Rasional :
Jaringan rapuh dan gangguan mekanis pembekuan meningkatkan resiko perdarahan
meskipun trauma minor.
g.
Berikan diet halus.
Rasional :
Dapat membantu menurunkan iritasi gusi.
h.
Berikan cairan IV sesuai indikasi
Rasional :
Mempertahankan keseimbangan cairan / elektrolit pada tak adanya pemasukan
melalui oral; menurunkan risiko komplikasi ginjal.
i.
Berikan sel darah Merah, trombosit
atau factor pembekuan
Rasional :
Memperbaiki jumlah sel darah merah dan kapasitas O2 untuk memperbaiki anemia.
Berguna mencegah / mengobati perdarahan.
3.
Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
a.
Agen fiscal ; pembesaran organ /
nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
b.
Agen kimia ; pengobatan
antileukemia.
Hasil yang Diharapkan :
Nyeri dapat berkurang
Rencana
Tindakan :
a.
Awasi tanda-tanda vital,
perhatikan petunjuk nonverbal,rewel, cengeng, gelisah
Rasional
: Dapat membantu mengevaluasi pernyatan verbal dan ketidakefektifan intervensi.
b.
Berikan lingkungan yang tenang dan
kurangi rangsangan stress
Rasional : Meingkatkan istirahat.
c.
Tempatkan pada posisi nyaman dan
sokong sendi, ekstremitas denganan bantal
Rasional
: Menurunkan ketidak nyamanan tulang/ sensi
d.
Ubah posisi secara periodic dan
berikan latihan rentang gerak lembut.
Rasional : Memperbaiki sirkulasi jaringan dan
mobilisasi sendi.
e.
Berikan tindakan ketidaknyamanan;
mis : pijatan, kompres
Rasional : Meminimalkan kebutuhan atau meningkatkan
efek obat.
f.
Berikan obat sesuai indikasi.
4.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan transport O2 karena berkurangnya jumlah sel darah merah.
Hasil yang Diharapkan:
Intoleransi aktivitas tidak
terjadi
Rencana Tindakan:
a.
Kaji / tekanan darah dan ritme
sekurang-kurangnya 4 jam sekali
b.
Diskusikan dengan orang tua / anak
tentang gejala dan tanda anemia serta pilihan perawatan yang dapat dilakukan
c.
Berikan PRBC sesuai dengan
perintah
d.
Atur tindakan untuk memberikan
waktu istirahat
5. Risiko terjadi perdarahan
berhubungan dengan trombositopenia
Hasil yang Diharapkan:
Perdarahan dapat berkurang
Rencana Tindakan:
a. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ml,
risiko terjadi perdarahan. Pantau Ht dan Hb terhadap tanda perdarahan.
b. Minta klien untuk mengingatkan perawat bila ada
rembesan darah dari gusi
c. Inspeksi kkulit, mulut, hidung, urin, feses,
muntahan, dan tempat tusukan IV terhadap perdarahan.
d. Gunakan jarum ukuran kecil
e. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang
sakit dan berikan kompres dingin dan tekan perlahan
f. Beri bantalan tempat tidur untuk mencegah trauma
g. Anjurkan pada klien untuk menggunakan sikat gigi
halus atau pencukur listrik.
6.
Anxietas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang diagnosa baru dan rencana perawatan
Hasil yang Diharapkan:
Anxietas tidak terjadi
Rencana Tindakan:
a.
Beritahu informasi kepada orang
tua mengenai diagnosa dan perawatan yang akan diberikan
b.
Perkenalkan keluarga pada keluarga
yang lain yang memiliki anak dengan terapi dan diagnosa yang sama
c.
Sediakan instruksi secara lisan
dan tertulis tentang :
1)
Tindakan pencegahan yang dilakukan
dirumah
2)
Kemungkinan atau alasan-alasan
untuk memberitahu tim kesehatan
0 komentar:
Post a Comment